Petugas dari muassasah tidak mau memberangkatkan kalau ada paspor yang belum lengkap...Madinah (ANTARA News) - Keberangkatan kloter 21/Embarkasi Solo dari Madinah menuju Makkah, Jumat pagi, tertunda sekitar satu jam gara-gara ada penumpang bus yang paspornya terselip di rombongan bus lain.
Sopir bus nomor 02 tidak mau memberangkatkan bus karena dari data manifes penumpang tercatat 42 orang, namun yang duduk ada 44 orang, sementara jumlah paspor yang terkumpul hanya 42 buah, namun setelah dilakukan penyisiran ada paspor yang masuk rombongan bus nomor 09 sebab penumpang itu masuk bus nomor 09 dalam daftar baru.
Petugas haji, Abdul Latif, melakukan pengecekan kedua karena masih ada satu paspor di bus 02 yang belum ditemukan yaitu milik Imam Jadi.
Semua kepala rombongan (karom) yang didatangi di bus masing-masing mengaku jumlah paspor dan penumpang telah sesuai, sehingga timbul tanda-tanya kemana paspor itu terselip.
Penyisiran ketiga kemudian dilakukan dengan meminta setiap karom untuk menghitung kembali paspor yang terkumpul karena bisa jadi pengecekan karom sebelumnya tidak sempurna. Benar saja, karom bus ketujuh kemudian mengakui ada kelebihan paspor dan itu milik Imam Jadi.
Yanto, karom bus 09 mengatakan kekacauan itu terjadi karena rencana susunan penumpang per bus tiba-tiba berubah setelah mereka mendapat data manifes dari Muassasah Adila (pengelola bus).
"Rombongan saya semula ada 40, namun kemudian daftar baru ada tambahan satu penumpang, jadi ada 41 penumpang," katanya.
Kelengkapan paspor yang sudah diselesaikan juga tidak menjamin berangkat karena saat itu pihak muassasah meminta agar semua berangkat sesuai daftar yang ada sehingga satu penumpang di bus 02 diminta segera pindah ke bus 09.
"Penumpang itu seharusnya memang di rombongan dua, tetapi karena ada daftar baru dia harus masuk bus sembilan, tetapi saat akan berangkat ini dia tetap ingin di bus dua," kata seorang jamaah di bus sembilan.
Akhirnya setelah dilakukan lobi cukup alot, pihak muassasah bersedia memberangkatkan bus.
Koordinasi antara karom dan petugas serta antara petugas dan karom yang tanpa dilengkapi sarana HT, saat mengurai soal parpor yang terselip itu, membuat proses penyelesaian menjadi lama apalagi dalam satu kloter ada 10 bus yang berbaris memanjang sampai 200 meter.
Petugas harus bolak-balik untuk mengecek kepastian jumlah penumpang dan paspor dari bus satu sampai bus 10 sehingga memakan waktu yang cukup lama.
"Petugas dari muassasah tidak mau memberangkatkan kalau ada paspor yang belum lengkap atau ada penumpang yang tertinggal," kata Abdul Latif yang menjelaskan persiapan pemberangkatan itu dilakukan mulai subuh.
Rombongan itu direncanakan berangkat pukul 07.30 waktu setempat namun akhirnya baru berangkat satu jam kemudian.
Sehari sebelumnya, pemberangkatan haji menuju Makkah untuk kloter 17 Jakarta juga bermasalah karena 70 tas tentengan, tiga koper besar dan satu kursi roda tidak dapat terangkut oleh Syarikah (Perusahaan Otobus) Qowafil.
Perusahaan itu akhirnya akan memberangkatkan barang yang tertinggal itu dengan bus ukuran sedang.
Pewarta: Budi Santoso
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013