"Kami baru luncurkan pada Senin beberapa hari lalu di Kabupaten Kupang tepatnya di SMA Negeri 1 Amarasi Barat," kata Kadis Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi saat ditemui di ruangannya, Kamis.
Dia mengatakan bahwa program makan siang gratis itu tidak hanya diberikan kepada para pelajar SMA sederajat saja, tetapi juga diberikan kepada guru serta para pegawai di sekolah.
Menurut Linus program itu mendapat respons baik dari sejumlah SMA sederajat di NTT, sehingga beberapa sekolah juga setuju menerapkan program yang disebutnya sebagai proyek rintisan untuk memberantas masalah kemiskinan ekstrem serta masalah stunting yang ada di NTT.
Dia mengaku beberapa Kepala Sekolah di NTT telah menelpon dirinya adalah dari Kabupaten Kupang, Pulau Sumba, di Manggarai, lalu beberapa pulau lainnya yang menyatakan siap menerapkan program itu dengan makanan pangan lokal.
Mantan Kepala Badan Perbatasan NTT itu mengatakan bahwa pemberian makan siang gratis itu tidak sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah NTT, tetapi kolaborasi antara pemerintah daerah, orang tua, komite sekolah dan juga para siswa di sekolah masing-masing.
"Jadi makan siang gratis bagi pelajar dan guru dan pegawai ini bahan makanannya adalah memanfaatkan menu lokal yang ada di daerah kita, mulai dari jagung, ubi dan lauk pauk dari laut, dan lainnya sesuai dengan arahan dari bapak penjabat gubernur NTT pada akhir Januari lalu. Jadi memang memanfaatkan pangan lokal," ujar dia.
Penerapan makan siang gratis yang telah dimulai itu juga kata dia, sebagai bagian dari langkah awal yang dilakukan oleh pemerintah setempat untuk mengantisipasi jika ada program makan siang gratis dari pemerintah pusat.
NTT sendiri ujar dia ingin menunjukkan bahwa program tersebut tidaklah sulit, jika dilakukan secara kolaborasi dengan sekolah, komite sekolah dan para murid.
"Jadi inikan baru awal, tentunya pasti ada kekurangan yang ditemukan, nanti akan kita evaluasi dan perbaiki sebagai persiapan jika program ini benar-benar jalan secara nasional," ujar dia.
Menurut dia, program makan siang gratis itu secara psikologi tentu akan mendekatkan keakraban antara guru, murid dan pegawai sehingga tidak menimbulkan jarak.
Sementara dari sisi ekonomi, tentunya akan memberikan pemasukan tersendiri bagi petani sayur, petani jagung, petani ubi, tomat, cabai, nelayan dan beberapa petani lainnya yang dagangannya dibeli oleh sekolah, serta Komite sekolah sesuai dengan menu makan siang di sekolah itu.
Dia mengatakan bahwa setiap sekolah bisa mulai menerapkan program tersebut, sesuai dengan kebutuhan masing-masing, dan bisa diterapkan makan siang gratis setiap hari.
"Atau bagi sekolah yang belum mampu bisa menerapkan sepekan satu atau dua kali makan siang gratis," ujar dia.
Baca juga: Bapanas: Program makan dan susu gratis geliatkan ekonomi perdesaan
Baca juga: TKN sebut Prabowo-Gibran serius wujudkan makan siang dan susu gratis
Baca juga: Ahli nilai program makan siang Prabowo-Gibran perlu diwujudkan
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024