Sebanyak 33 orang korban luka karena tertimpa material saat angin kencang
Kabupaten Bandung (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat mencatat 534 bangunan mengalami kerusakan akibat bencana alam angin puting beliung yang terjadi Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung pada Kamis (21/2) pukul 16.00 WIB.
Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar Hadi Rahmat mengatakan setelah petugas melakukan pendataan dampak angin puting beliung di lima kecamatan di dua kabupaten tersebut, bangunan yang mengalami rusak ringan hingga rusak berat mencapai 534 bangunan.
“Untuk wilayah terdampak di Kabupaten Semedang itu ada di kecamatan Jatinangor dan Cimanggung sedangkan di Kabupaten Bandung ada Kecamatan Rancaekek, Cicalengka, dan Cileunyi,” kata Hadi di Kabupaten Bandung, Kamis.
Baca juga: Pj Gubernur Jabar cek lokasi puting beliung pastikan tak ada korban
Hadi menyebutkan sebanyak 835 kepala keluarga (KK) di lima kecamatan tersebut mengalami dampak akibat kejadian ini dan BPBD Jabar bersama BPBD Kabupaten Sumedang dan Bandung masih melakukan asesmen, dan membantu warga di lokasi terdampak bencana.
“Dari data di Kabupaten Sumedang ada 413 KK terdampak dan di Kabupaten Bandung sebanyak 422 KK. Hingga saat ini masih dilakukan pengecekan terkait data jiwa yang terdampak,” kata dia.
Lebih lanjut, Hadi menyampaikan terdapat sebanyak 33 orang korban luka karena tertimpa material saat angin kencang terjadi dan sudah dilakukan perawatan intensif di rumah sakit.
“Untuk korban sudah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cicalengka dan RSUD Kesehatan Kerja,” katanya.
Ia menambahkan saat ini BPBD Jabar juga membantu kebutuhan warga seperti memberikan terpal dan juga kebutuhan lain bagi korban terdampak angin puting beliung tersebut.
“BPBD Provinsi Jawa Barat telah memberikan bantuan berupa 25 lembar terpal, pemasangan satu unit tenda dari Bataliyon 330 dan satu unit dari Kementerian Sosial,” kata dia.
Meskipun tidak terjadi korban jiwa, kata Hadi, masyarakat tetap diimbau untuk tetap waspada karena bencana serupa berpotensi terjadi kembali karena berkaitan dengan menjelang puncak musim hujan yang terjadi pada Maret.
“Pada saat sudah mulai muncul awan hitam, ini yang harus masyarakat mewaspadai dan melakukan upaya-upaya efektif seperti berlindung di tempat-tempat yang lebih baik atau berkoordinasi dengan aparat kewilayahan untuk mengetahui titik-titik kumpul yang dirasa aman,” katanya.
Baca juga: BRIN investigasi fenomena angin tornado di Bandung
Baca juga: Puting beliung terjang dua kecamatan di Kabupaten Bandung
Pewarta: Rubby Jovan Primananda
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024