suku bunga acuan (BI-Rate) di level 6 persen memicu perbankan berpikir lebih keras dalam meracik strategi dalam pemberian kredit dan menjaga profitabilitas

Jakarta (ANTARA) - Perbankan perlu berpikir lebih kreatif untuk dapat terus meningkatkan penyaluran kredit kepada masyarakat di tengah BI-Rate yang masih tetap dipertahankan sebesar 6 persen, kata salah satu bankir di bank swasta Indonesia.

"Keputusan Bank Indonesia untuk menahan suku bunga acuan (BI-Rate) di level 6 persen memicu perbankan berpikir lebih keras dalam meracik strategi dalam pemberian kredit dan menjaga profitabilitas," kata Consumer Financing Business Division Head Bank Mega Syariah Raksa Jatnika Budi di Jakarta, Kamis.

Dengan besaran suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI-Rate tersebut, Raksa menuturkan bank juga lebih hati-hati dalam memberikan kredit terutama di segmen konsumer.

Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia, kredit konsumsi perbankan pada Desember 2023 tumbuh 8,9 persen secara year on year (yoy), turun dibandingkan pertumbuhan pada November 2023 sebesar 9,1 persen yoy.

Sementara Bank Mega Syariah menyalurkan pembiayaan konsumer pada 2023 mencapai lebih dari Rp330 miliar atau meningkat sekitar 31 persen dari tahun sebelumnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 20-21 Februari 2024 menetapkan untuk menahan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap sebesar 6 persen.

Suku bunga deposit facility juga tetap sebesar 5,25 persen, dan suku bunga lending facility tetap dipertahankan di level 6,75 persen.

"Keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Februari 2024 di Jakarta, Rabu (21/2).

Keputusan tersebut mendukung langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024.


Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024