Denpasar (ANTARA News) - Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Fisip Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar Dr Nyoman Subanda, M.Si menilai para calon legislatif (caleg) wanita di Bali masih minim kualitasnya dalam merebut kursi di DPRD kabupaten/kota dan provinsi.
"Mereka tidak terlalu memiliki kualitas dan cenderung terlalu dipaksakan oleh partai politik (Parpol) yang mengusungkan, karena semata-mata hanya menekankan kuota sebesar 30 persen," kata Dr Nyoman Subanda, M.Si yang juga pengamat masalah politik di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, parpol seharusnya tidak begitu saja memasukan kader wanita untuk maju dalam pemilu legislatif. Ia mengatakan perlu proses kaderisasi yang baik untuk mendapatan calon wakil rakyat.
"Saya pernah ditunjuk sebagai tim kelayakan dan kepaturan dari sejumlah parpol, sering saya temui para caleg wanitanya hanya tamatan SMA," ujar Nyoman Subanda.
Oleh sebab itu Parpol seharusnya membentuk lembaga pengkaderan yang baik sehingga proses kaderisasi tidak terputus. Pendidikan politik sangat dibutuhkan para perempuan sehingga proses kaderisasi berjalan dengan lancar.
Ia mengatakan, kekuatan utama dalam dunia politik hanya dengan konektivitas dan dukungan uang. Hal ini tidak tidak bagus untuk membentuk karakter anggota dewan.
Ia juga mengatakan dukungan publik terhadap wanita yang berpolitik masih kurang dalam kehidupan masyarakat Bali, karena masyarakat Bali belum memberikan tempat bagi wanita dalam politik. Ranah wanita masih dipandang domestik yakni di rumah tangga.
Namun, lanjutnya, peluang bagi caleg perempuan berkualitas berkembang dalam kancah politik tentunya masih terbuka dan mewujudkan politik yang ideal menjadi tugas semua pihak.
Jika ada seorang kader berkualitas sepatutnya mendapat dukungan penuh dari partai dan bukan hanya melihat apa yang bisa diberikan oleh kader ke partainya seperti uang.
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013