Penyusunan VLR mungkin saya bisa sampaikan bahwa VLR untuk kota Nusantara ini agak berbeda biasanya
Bangkok, Thailand (ANTARA) - Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono melakukan courtesy call dengan Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Asia dan Pasifik atau United Nations Economic and Social Commission for Asia and The Pacific (UN ESCAP), Armida Salsiah Alisjahbana di United Nations Conference Centre (UNCC) Bangkok, Thailand, Rabu (21/2).
Hal itu dilakukan Bambang usai memimpin delegasi Indonesia pada agenda Forum Asia Pasifik tentang Pembangunan Berkelanjutan ke-11 atau Asia Pasific Forum on Sustainable Develoment (APFSD) 2024,
Dalam kesempatan itu Armida menyebut pihaknya senang dapat terlibat dalam penyusunan Voluntary Local Review (VLR) atau Tinjauan Lokal Sukarela bagi Ibu Kota Nusantara (IKN), dalam rangka mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan. Dimana peluncuran pendahuluan VLR Nusantara dilakukan oleh OIKN di UNCC, Bangkok, Thailand, pada Kamis (22/2).
Menurutnya VLR untuk IKN dengan kota lainnya berbeda, karena untuk IKN kotanya belum ada dan baru dibangun. "Penyusunan VLR mungkin saya bisa sampaikan bahwa VLR untuk kota Nusantara ini agak berbeda biasanya," katanya.
VLR untuk kotak-kota pada umumnya adalah semacam evaluation of assessment yang sifatnya expose jadi ada database line mengenai suatu apa kondisi atau pencapaian SDGs. "Lalu ada lagi data setelah beberapa tahun terus bisa diakses dan evaluasi pencapaian SDGs untuk kota A ini seperti apa. Apakah sesuai jalur dan sebagainya serta apa rekomendasi kebijakan biasanya," katanya.
Sehingga pihaknya menyarankan agar setelah beberapa tahun sudah ada data baseline ataupun data midpoint yang bisa diakses terkait dengan SDGs Nusantara.
Armida pun menekankan bahwa SDGs merupakan komitmen bersama, bukan hanya pemerintah. Karenanya diperlukan kontribusi dari semua pihak. No matter how small, dari yang paling sederhana salah satu yang jadi prioritas, sekarang climate action.
"Perubahan iklim polusi yang simpel aja, misalkan polusi itu sekarang plastik, dari segi konsumsinya jangan konsumtif. Jangan buang sembarangan, karena misalkan polusi plastik di laut iya itu menjadi suatu permasalahan yang besar," katanya.
Baca juga: KemenKopUKM kawal terciptanya bisnis inklusif dalam pertemuan UN ESCAP
Baca juga: OIKN: Pembangunan Nusantara akan berkontribusi bagi pencapaian SDGs RI
Pewarta: Ludmila Yusufin Diah Nastiti
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024