Kalau kita banyak punya listrik dari energi terbarukan maka cadangan gasnya bisa lebih besar sehingga sebagian bisa tetap diekspor ke Jepang."
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Indonesia mengajak Jepang melakukan investasi di bidang pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) di Tanah Air sebagai upaya pemerintah mendorong diversifikasi energi.
Ajakan tersebut sekaligus menjawab kekhawatiran Jepang bahwa Indonesia akan menghentikan ekspor migas dan batu bara karena mengutamakan kepentingan di dalam negeri, kata Menteri ESDM Jero Wacik usai pembicaraan bilateral dengan mitra dialog pada Pertemuan Menteri Energi ASEAN (AMEM) ke-31 di Nusa Dua, Kamis.
Jero Wacik mengungkapkan dalam pertemuan itu, mitranya Menteri Ekonomi Perdagangan dan Industri Jepang, Kazuyoshi Akaba sempat menyinggung soal kelanjutan ekspor gas Indonesia ke Jepang.
Kepada menteri Jepang, ia menyampaikan bahwa kebijakan pemerintah Indonesia adalah mengutamakan pemenuhan kebutuhan energi domestik dahulu baru diekspor. "Jadi cara berpikir saya kalau kita kepepet maka ekspor ke Jepang bisa dihentikan," katanya.
Menurut dia, solusi yang disampaikan dirinya adalah menawarkan pengusaha Jepang untuk berinvestasi di bidang energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia. Investasinya bisa dalam bentuk pembangunan pembangkit EBT.
Potensi energi baru dan terbarukan yang ada di Indonesia berlimpah seperti panas bumi, air, matahari, sampah dan sebagainya. Apabila Jepang berinvestasi energi baru dan terbarukan maka Indonesia akan mendapatkan penghematan pemakaian energi fosil.
"Kalau kita banyak punya listrik dari energi terbarukan maka cadangan gasnya bisa lebih besar sehingga sebagian bisa tetap diekspor ke Jepang," ujarnya.
Permintaan Jero tersebut mendapat respon positif dari mitranya. "Dia berjanji akan mengumpulkan perusahaan Jepang untuk mengajak mereka berinvestasi energi baru dan terbarukan di Indonesia," katanya.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman menambahkan, pada dasarnya Indonesia siap membuka peluang investasi seluas-luasnya bagi pengembangan energi baru dan terbarukan.
Ia menegaskan semua potensi yang ada ditawarkan kepada investor untuk menggarapnya seperti pembangkit tenaga air, geotermal dan lainnya.
Selain dengan Jepang, Menteri ESDM Jero Wacik juga melakukan pertemuan dengan Deputi Menteri Energi Amerika Serikat, Daniel B. Poneman. Pertemuan ini merupakan lanjutan dari pembicaraan antara Presiden Amerika Serikat Barack Obama dengan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut Jero, pertemuan dengan pemerintah AS tersebut membahas soal teknologi dalam penghematan energi serta pengelolaan potensi shale gas di Indonesia. (F004/Z002)
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013