Kupang (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nusa Tenggara Timur melaporkan seorang anggota panitia pemungutan suara (PPS) di Kabupaten Alor, dikabarkan meninggal dunia pada Rabu siang tadi.

"Anggota PPS tersebut sempat dirawat selama sepekan di RSU Kalabahi dan usianya masih 21 tahun," kata Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi NTT, Baharudin Hamzah di Kupang, Rabu.

Anggota PPS yang bernama Esra Graniel Langare tersebut bertugas di di Kelurahan Welai Timur, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor.

Terkait penyebab meninggal dunia dan rekam medis seperti apa, Bahar mengaku belum mendapatkan informasi detail soal hal tersebut.

Baca juga: Dinkes Jabar: Mayoritas petugas pemilu yang meninggal miliki komorbid

Baca juga: Kemenkes: 94 petugas pemilu meninggal per 20 Februari

Dengan meninggalnya PPS dari Alor tersebut maka, menambah daftar petugas penyelenggara Pemilu 2024 di NTT yang meninggal dunia saat bertugas mensukseskan pelaksanaan sejumlah tahapan Pemilu.

"Jadi yang meninggal ada lima orang di NTT mulai dari KPPS, dua anggota PPS dan satu panitia pemilihan kecamatan (PPK)," ujar dia.

Dia juga mengatakan bahwa pada Selasa (20/2) juga seorang anggota PPK di Kecamatan Solor Barat berusia 41 tahun meninggal, Selasa (20/2) malam sekitar pukul 23.23 Wita, di Rumah Sakit Umum Hendrik Fernandes Larantuka, Flores Timur.

Anggota PPK yang meninggal diduga akibat kelelahan itu bernama Baptista Atalawan Hayon. Mendiang sempat dirawat sejak 15 Februari lalu dan kemudian meninggal dunia pada Selasa (20/2) malam.

KPU NTT, pekan lalu, menyebutkan ada tiga orang penyelenggara Pemilu yang meninggal dunia diduga akibat kelelahan. Selain itu ada 83 penyelenggara Pemilu di NTT yang sedang dirawat intensif di sejumlah RS karena sakit.

Ketiga petugas KPPS dan PPS yang meninggal pekan lalu antara lain anggota KPPS dan PPS di Kabupaten Malaka, Belu dan Alor juga meninggal dunia usai melaksanakan tugas pencoblosan dan penghitungan suara pada pemilu 2024.

Ketua KPU NTT Jemris Fointuna juga mengatakan bahwa bangsa Indonesia kehilangan para pejuang demokrasi. Proses santunan akan diproses dan diberikan kepada ahli waris.*

Baca juga: KPU Kota Bandung pastikan petugas pemilu meninggal dapat Rp46 juta

Baca juga: Pj Gubernur Sulsel silaturahmi ke keluarga petugas KPPS yang wafat

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024