Palembang (ANTARA News) - Tuan rumah Indonesia menguasai tenis beregu dengan merebut emas putra dan putri pada pertandingan final di Islamic Solidarity Games (ISG) 2013 di Lapangan Tenis Jakabaring Palembang, Kamis.

Beregu putra yang menurunkan Christopher Rungkat, Elbert Sie, dan David Agung, menuntaskan dominasi tuan rumah setelah mengalahkan Kuwait 2-1.

Beregu putri lebih dulu menyumbang emas kesebelas kontingen Indonesia berkat kemenangan telak 2-0 atas Maroko.

Beregu putra yang unggul lebih dulu 1-0 ketika tunggal pertama David Agung menang 6-2, 6-1 atas Hasan Almousa, dipaksa bermain sampai partai ketiga setelah Kuwait menyamakan kedudukan 1-1 berkat kemenangan tunggal kedua Muhammad Ghareeb atas Christopher Rungkat 6-3, 6-3.

Kemenangan beregu putra ditentukan ganda Christopher Rungkat/Elbert Sie yang menang dua set langsung atas Hasan Almousa/Mohammad Ghareeb 6-3, 6-2.

"Cedera punggung saya sejak tiga bulan lalu belum sepenuhnya pulih," kata Christopher mengomentari kekalahannya pada partai tunggal kedua.

Meski belum sepenuhnya pulih dari cedera, Christo tetap tampil pada pertandingan penentuan di nomor ganda bersama Elbert Sie dan tidak menemui banyak kesulitan untuk mengalahkan Almousa/Ghareeb.

"Untuk ganda, Christo dan Elbert memang sudah padu dan saya tidak meragukan lagi kemampuan mereka," kata pelatih tim putra Febby Widhyanto.

Mengenai peluang nomor perorangan, Febby menyatakan tetap berharap kepada ganda Christo dan Elbert untuk menambah perolehan medali Indonesia.

Pada pertandingan beregu putri, postur tubuh lebih pendek dan mungil tidak menghalangi beregu putri untuk menyumbang emas setelah mengalahkan Maroko dengan skor telak 2-0.

Chyntia Melita yang tampil sebagai tunggal pertama membawa Indonesia unggul 1-0 setelah menang 6-3, 6-3 dari Fatima Zahrae El Allami.

Lavinia Tananta yang berpostur kecil mungil memastikan emas bagi Indonesia setelah menang mudah 6-0, 6-1 atas Nadia Lalami Laaroussi.

Partai ketiga pada nomor ganda tidak dimainkan karena hasilnya sudah tidak berpengaruh.

Lavinia yang meski hanya memiliki tinggi badan sekitar 160cm, membuat Nadia yang adalah pemain bertinggi 175 pontang panting mengejar bola.

Bahkan pada set pertama, Lavinia menang telak 6-0 dan kemudian terus mendominasi dan hanya kehilangan satu game saat menang 6-1.

"Saya tidak tahu namanya, ternyata dia bermain sangat bagus dan pintar dan saya kira ia mempunyai permainan tingkat atas," kata Nadia ketika ditanya komentarnya mengenai Lavinia.

Nadia juga memuji Lavinia sebagai pemain yang memiliki rasa percaya diri tinggi dan kekuatan mental yang baik.

Lavinia yang baru pertama kali menghadapi Nadia mengakui masih buta dengan kekuatan lawan. "Tapi secara perlahan bisa menguasai keadaan dengan menerapkan strategi menyerang melalui baseline," kata Lavinia.

Pada nomor perorangan, Lavinia yang menempati unggulan kedua mendapat "bye" pada babak pertama dan akan berhadapan dengan petenis Turkmenistan Hazal Unlugenc pada babak kedua atau babak perempat-final .

Demikian juga halnya dengan Christo yang menduduki unggulan teratas dan pada pertandingan babak kedua ditantang Kokou Missodey dari Togo.

Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013