Likuiditas yang membaik dapat memberikan dukungan yang lebih baik terhadap aktivitas perekonomian dan sentimen di pasar keuangan,
Jakarta (ANTARA) - Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Samuel Kesuma mengatakan pemangkasan suku bunga acuan dan turunnya imbal hasil obligasi akan memberikan iklim yang kondusif bagi pasar keuangan.
Ia menyebut, indikator makroekonomi dan pasar keuangan Indonesia menunjukkan hasil positif selama tiga siklus penurunan suku bunga acuan The Fed sebelumnya.
“Hasil itu adalah melandainya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS), arus masuk portofolio asing, penurunan imbal hasil obligasi dan pemangkasan suku bunga bank sentral,” ujar Samuel di Jakarta, Rabu.
Baca juga: OJK: Sentimen positif global topang penguatan sektor keuangan RI
Ia mengatakan pelonggaran moneter akan mendorong normalisasi likuiditas domestik, setelah sebelumnya Bank Indonesia (BI) melakukan pengetatan likuiditas demi menjaga stabilitas eksternal.
Ia memperkirakan BI dapat melonggarkan kebijakan moneternya menggunakan alat kebijakan non-suku bunga, seperti menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) sebelum mulai menurunkan suku bunga acuan, seperti pada 2015 dan 2019.
“Likuiditas yang membaik dapat memberikan dukungan yang lebih baik terhadap aktivitas perekonomian dan sentimen di pasar keuangan,” ujar Samuel.
Cenderung konservatif, Samuel memperkirakan The Fed baru akan memangkas suku bunga acuannya pada semester II- 2024 setelah adanya kejelasan terkait kondisi inflasi AS.
“Kemungkinan penurunan suku bunga pada tahun ini relatif lebih besar dibandingkan tahun lalu, didukung oleh tren disinflasi di AS dan proyeksi The Fed yang menunjukkan akan adanya penurunan suku bunga pada tahun ini dibandingkan tahun lalu yang tidak ada ekspektasi penurunan suku bunga,” ujar Samuel.
Baca juga: Ekonom: Pemilu kondusif beri penguatan pasar keuangan domestik
Tidak hanya AS, menurutnya, sebagian besar bank sentral di banyak negara juga sudah bersiap untuk menurunkan suku bunga acuannya seiring sudah mencapai puncaknya pada saat ini.
“Suku bunga riil di banyak negara sudah berada pada level positif dan merupakan yang tertinggi dalam rata-rata tiga tahun terakhir, yang mengindikasikan bahwa suku bunga berada pada level restriktif,” ujar Samuel.
Sementara itu, dari dalam negeri, ia menyebut investor pasar saham terutama asing umumnya lebih menyukai pemimpin baru yang melanjutkan kebijakan pemerintahan sebelumnya karena kestabilan dan minimnya risiko dari perubahan kebijakan yang ekstrem.
“Ke depan, investor akan memonitor rencana kebijakan ekonomi dan calon anggota kabinet dari pemerintahan yang baru untuk memprediksi arah pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun mendatang,” ujar Samuel.
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024