"KKP telah mempersiapkan udang sebagai salah satu komoditas unggulan ekspor Indonesia, untuk mampu bersaing di pasar global melalui komoditas unggul udang VN-1," kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto di Jakarta, Kamis.
Ia yakin udang VN-1 akan menjadikan Indonesia tidak tergantung lagi dengan benih dan induk udang impor, serta mampu mengekspor udang VN-1 ke negara anggota ASEAN lainnya.
Sebagai negara produsen udang yang bebas dari penyakit early mortality syndrome (EMS) dan bebas residu, ujar dia, Indonesia juga berpeluang meningkatkan produksi dengan terus menggunakan produk dalam negeri dan tidak tergantung produk luar negeri.
"Udang Indonesia lebih sehat dan lebih aman dibandingkan udang dari negara lain," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP.
Ia juga menyatakan, udang V-1 saat ini telah berhasil dikembangkan melalui uji coba budidaya skala intensif dan dinilai cukup berhasil.
Data KKP menunjukkan, dengan padat tebar 100 ekor/meter persegi, SR 85 persen dan dibudidayakan selama 100 hari, dapat dihasilkan 20 ton udang/hektare dengan ukuran panen 48 ekor/kilogram.
"Ini membuktikan bahwa udang VN-1 yang sebelumnya hanya dibudidayakan secara tradisional atau semi intensif, mampu dibudidayakan secara intensif dengan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi," ujar Slamet.
Keberhasilan Indonesia membudidayakan sejumlah komoditas perikanan menarik minat beberapa negara.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, KKP, Suseno Sukoyono menyatakan, Thailand ingin belajar cara untuk budidaya ikan hias laut dari Indonesia.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013