Saya ingin TNI memiliki kesiapsiagaan tinggi yang bisa kapan dan di mana saja membantu negara. Kalau tidak maka bangsa ini yang repotSurabaya (ANTARA News) - Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal TNI Moeldoko meminta semua prajurit di Tanah Air harus militan dan solid selama menjalankan tugasnya serta benar-benar memanfaatkan alat utama sistem persejantaan yang sudah memadai.
"Sejumlah alat baru sudah disiapkan, sehingga prajurit harus militan dan profesional memanfaatkannya. Prajurit juga solid menjaga keutuhan TNI," ujarnya kepada wartawan usai pelaksaan apel gelar pasukan dalam rangka pengamanan KTT APEC 2013 Bali di Lapangan Makodam V/Brawijaya Surabaya, Kamis.
Pihaknya juga mengatakan bahwa tidak lama lagi bangsa ini menghadapi dua even akbar, yakni KTT APEC di Bali pada awal bulan depan, serta pesta demokrasi terbesar yaitu Pemilihan Umum 2014.
Ia berpesan agar selama pelaksanaan agenda tersebut, prajuritnya siap dan bersama rakyat menjaga keamanan serta ketertiban.
Menurut mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu, dalam menghadapi tugas-tugas tersebut TNI sudah memiliki pedomannya, yakni bisa memposisikan diri di masyarakat dan menjalankannya sesuai tugas dan aturan.
"TNI bertugas untuk negara dan akan kuat bersama rakyat. Pada dasarnya masyarakat menginginkan damai dan sejahtera, sehingga siapapun yang tidak ingin bangsa ini damai maka TNI harus berada di barisan terdepan menindaknya," katanya.
Sedangkan dalam konteks kesejahteraan rakyat, lanjut dia, tentara memiliki tugas mulia dan kemampuan dalam bentuk skema kerja bersama masyarakat. Seperti penanggulangan bencana dan pendampingan membangun rumah layak huni bagi masyarakat kurang mampu.
"Saya ingin TNI memiliki kesiapsiagaan tinggi yang bisa kapan dan di mana saja membantu negara. Kalau tidak maka bangsa ini yang repot," kata jenderal bintang empat kelahiran Kediri, Jawa Timur, tersebut.
Sementara itu, untuk alat utama sistem persenjataan, TNI baru saja menerima enam pesawat tempur Sukhoi SU-30MK2 untuk memperkuat jajaran TNI Angkatan Udara.
Dengan dimikian, total jumlah pesawat tempur Sukhoi yang dimiliki TNI AU sebanyak 16 unit atau satu skuadron.
Pesawat ini akan ditempatkan di Skadron Udara 11 Wings 5 Lanud Hasanuddin, Makassar. Moeldoko mengatakan, penambahan ini merupakan bagian pembangunan kekuatan pertahanan Indonesia untuk rencana strategis 2010-2014 dan mengawal keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Syukurlah kali ini pesawat tempur Sukhoi sudah satu skuadron. Diharapkan ke depan akan ada lagi pembelian jenis SU-35 karena lebih canggih. Semoga perekonomian bisa semakin membaik, sehingga negara bisa membeli Alutsista sebagai penguatan NKRI," kata Moeldoko.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013