ketika butuh istirahat ya istirahat tidak distimulasi dengan kafein atau minuman berenergiJakarta (ANTARA) - Pakar jantung dan pembuluh darah dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia dr. Vito Anggarino Damay, Sp.JP(K) menyebut kelelahan tak menyebabkan seseorang meninggal mendadak namun kondisi ini juga tak bisa disepelekan.
"Mungkin lelah atau istilah awamnya tepar, yang bisa membuat seseorang tidak enak badan atau mudah terserang infeksi," ujar dr. Vito saat dihubungi, Rabu.
Vito mengatakan penyebab paling sering orang meninggal mendadak karena masalah jantung apalagi jika dia memiliki riwayat hipertensi.
"Pasti ada penyakit sebelumnya yang tidak diketahui. Paling sering ya masalah jantung. Apalagi dengan riwayat hipertensi yang merupakan faktor utama serangan jantung," kata dia.
Vito menuturkan pasien hipertensi yang mengalami kelelahan maka tekanan darah tingginya akan terakselerasi lalu memicu stroke perdarahan atau serangan jantung.
Sementara itu, merujuk pada kasus meninggalnya anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) pada Pemilu 2024 yang diduga akibat kelelahan, Vito mengingatkan masyarakat termasuk para petugas pemilu agar tidak menyepelekan kondisi ini.
Ada sejumlah tanda lelah yang dapat dikatakan darurat dan membutuhkan penanganan antara lain saat seseorang tidak mampu lagi merespons dengan baik ketika dipanggil, tidak nyambung saat diajak bicara, tidak bisa makan, sudah tidak konsentrasi dan terus ketiduran.
Kemudian, demi menghindari kelelahan, dia menyarankan orang-orang tak begadang dan mengandalkan kopi untuk mengembalikan kebugaran tubuh.
"Bukan tidak boleh kopi ya, tetapi artinya ketika butuh istirahat ya istirahat tidak distimulasi dengan kafein atau minuman berenergi," ujar Vito.
Dia juga menganjurkan orang-orang meminum vitamin atau antioksidan serta memeriksa kondisi kesehatan rutin guna menjaga kondisi badan sebelum rusak karena kondisi yang tidak diketahui.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati melalui laporan dukungan kesehatan selama periode Pemilu 2024 menyatakan sebanyak tujuh orang meninggal dunia hingga Senin (19/2).
Dari ketujuh orang ini, tiga di antaranya merupakan anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), dua orang petugas pemilu, satu orang perlindungan masyarakat (Linmas), dan satu orang lainnya merupakan pemilih.
Menurut Ani, penyebab kematian pasien ini bervariasi mulai dari penyakit jantung, serebrovaskular, kecelakaan, hingga pasien sudah meninggal saat pertama diterima di fasilitas kesehatan.
Dinkes juga mencatat terdapat sebanyak 1.026 orang yang melaporkan sakit. Mereka ini terdiri anggota KPPS, panitia pemungutan suara (PPS), petugas Linmas dan masyarakat.
Dari jumlah ini, sebanyak 1.004 orang terkonfirmasi sembuh, sementara sisanya masih mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan.
Ani lalu mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras dan terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik selama pemilu.
Baca juga: DKI perkuat layanan kesehatan bagi KPPS Pemilu 2024
Baca juga: Kapolres minta petugas KPPS lakukan pemeriksaan kesehatan jelang PSL
Baca juga: Ketua KPPS TPS 121 Sunter Agung meninggal dunia
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024