Taipei (ANTARA) - Otoritas Taiwan mengusir kapal Penjaga Pantai China yang memasuki perairan dekat sebuah pulau terpencil Taiwan, demikian menurut keterangan Taipei pada Selasa, ketika ketegangan lintas batas meningkat menyusul kematian dua nelayan China pekan lalu ketika perahu mereka dikejar otoritas Taiwan.
Perahu China tersebut memasuki perairan dekat Kinmen, hanya beberapa kilometer dari Xiamen, sebuah kota pelabuhan di provinsi Fujian, China pada pukul 9.05 pagi dan meninggalkan tempat sejam kemudian setelah kapal Taiwan mengusirnya menggunakan peralatan radio dan siaran, kata Administrasi Penjaga Pantai Taiwan.
Sehari sebelumnya, China memeriksa kapal wisata Taiwan di area itu, dengan petugas Penjaga Pantai China mengecek rencana perjalanan, sertifikat dan izin kapten dan para awak.
Kapal wisata tersebut memiliki 11 awak dan 23 penumpang dan berada sekitar 5,2 km barat laut Wushajiao Kinmen ketika dicegat oleh dua kapal penjaga pantai China pada Senin pukul 16:47 sore waktu setempat, kata penjaga pantai Taiwan, dan menambahkan bahwa pejabat China meninggalkan tempat sekitar 30 menit kemudian.
Para penumpang merasa khawatir atas pemeriksaan tersebut dan takut tidak dapat kembali ke Taiwan, menurut media pulau itu.
Rabu lalu, perahu nelayan China dari Fujian terbalik di perairan dekat Kinmen setelah diusir otoritas Tawian, dengan keempat awak terjatuh ke laut. Dua nelayan yang selamat ditahan di pulau terpencil itu sebelum dideportasi pada Selasa, menurut media Taiwan.
Taipei mengklaim perahu China tersebut dilarang memasuki perairan itu. Setelah insiden tersebut, Beijing pada Senin mengatakan akan meningkatkan patroli di wilayah terkait.
Juru bicara Kantor Urusan Taiwan di Dewan Negara China Zhu Fenglian, mengecam Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di pulau itu dan berhaluan kemerdekaan atas insiden tersebut, dengan mengatakan bahwa pemerintah DPP telah "menahan secara paksa kapal-kapal nelayan daratan" dan "memperlakukan dengan kasar" para nelayan China.
Kinmen adalah tempat terjadinya beberapa bentrokan besar dalam sejarah setelah perang saudara yang menyebabkan China daratan dan Taiwan diperintah secara terpisah sejak 1949. Beijing menganggap pulau yang mempunyai pemerintahan sendiri itu sebagai bagian dari wilayahnya.
Sumber: Kyodo-OANA
Baca juga: Filipina tuduh penjaga pantai China blokir kapal pasokan militer
Baca juga: Laporan Jepang: China tingkatkan kemampuan operasi "zona abu-abu"
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024