Semarang (ANTARA) - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meminta untuk terus menggenjot ekspor nonminyak dan gas bumi (nonmigas) ke kawasan nontradisional yang selama ini masih kurang optimal.
"Sejak menjabat sebagai Mendag pada 2022, kami mengembangkan ekspor ke kawasan nontradisional," katanya, saat membuka Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, di Semarang, Selasa.
Beberapa kawasan nontradisional yang dimaksud, antara lain Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Amerika Latin.
"Ini sudah ada tanda-tandanya. Ekspor nonmigas ke Timur Tengah tumbuh 25,21 persen dan ke Asia Selatan tumbuh 31,75 persen dibandingkan 2021," katanya.
Baca juga: Mendag: Kecukupan anggaran bantu genjot ekspor ke pasar non tradisonal
Bahkan, kata dia, India sudah menggeser posisi Amerika Serikat pada 2023 sebagai penyumbang surplus negara perdagangan nonmigas terbesar bagi Indonesia dengan nilai surplus sebesar 14,51 miliar dolar AS.
"Apa yang kita rancang artinya sudah nampak membuahkan hasil. Tentu memang perlu waktu," katanya.
Sementara untuk kawasan Afrika dan Amerika Latin, diakuinya, ekspor Indonesia memang masih stagnan.
"Ini Pak Djatmiko (Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono, red.) dan kawan-kawan, perlu kesungguhan kita untuk fokus ke daerah-daerah yang belum berkembang," katanya.
Pada kesempatan itu, Mendag juga mengapresiasi seluruh jajarannya atas berbagai capaian, seperti pertumbuhan ekonomi yang selalu di atas 5 persen.
Baca juga: Mendag pastikan stok beras Bulog banyak untuk Ramadhan
Dari sisi lapangan usaha, kata dia, sektor perdagangan memberikan kontribusi terbesar kedua dalam pertumbuhan ekonomi 2023, yakni 12,94 persen atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
"Inflasi kita juga terjaga, pada 2022 5,5 persen, sekarang (2023) 2,61 persen. Tentu kerja keras kita dan teman-teman kementerian dan lembaga lainnya," kata Zulkifli.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024