PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi Kalimantan Utara pada 2023 mencapai Rp147,28 triliun

Tanjung Selor, Kaltara (ANTARA) - Badan Pusat Ststistik (PBS) mencatat nilai produk domestik regional bruto (PDRB) baik atas dasar harga konstan maupun harga berlaku di Provinsi Kalimantan Utara meningkat dalam kurun waktu lima tahun atau 2018-2023.

"Meskipun pertumbuhan ekonomi sempat mengalami kontraksi pada 2020 sebagai dampak pandemi COVID-19, namun secara umum capaian hingga 2023 cukup baik," kata Kepala BPS Provinsi Kalimantan Utara Mas'ud Rifai di Tanjung Selor, Kaltara, Selasa.

PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi Kalimantan Utara pada 2023 mencapai Rp147,28 triliun dan PDRB per kapitanya mencapai Rp201,75 juta.

Mas'ud merinci pada 2018, PDRB Kalimantan Utara masih di angka Rp86,04 triliun, pada 2019 naik menjadi Rp97,4 triliun, 2020 naik lagi menjadi Rp100,5 triliun, 2021 Rp110,6 triliun, 2022 Rp138,7 triliun, dan 2023 meningkat menjadi Rp147,28 triliun.

Dalam hal pertumbuhan ekonomi, Kepala BPS menyebut dalam kurun waktu 2018 hingga 2023, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Utara menunjukkan besaran yang fluktuatif.

Pertumbuhan ekonomi pada 2018 yakni 5,36 persen dan menurun hingga mengalami kontraksi di 2020 dikarenakan pandemi COVID-19. Namun, dengan adanya penanganan dan pemulihan perekonomian, maka terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Utara pada tahun tersebut salah satunya dipengaruhi oleh meningkatnya pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian yang secara signifikan, yang tahun sebelumnya pertumbuhan sektor tersebut bernilai negatif.

Pada tahun-tahun berikutnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Utara mengalami peningkatan hingga menjadi 3,98 persen di 2021 dan meningkat pada 2022 menjadi 5,34 persen.

Namun, pada 2023, melambat menjadi 4,94 persen dipengaruhi perekonomian Tiongkok yang juga tumbuh melambat sejalan dengan masih lemahnya keyakinan pelaku ekonomi dan utang rumah tangga yang tinggi.

"Hal ini juga terlihat dari prompt manufacturing index (PMI) Tiongkok pada periode Oktober yang masih terkontraksi yang kondisi tersebut berdampak terhadap melambatnya kinerja industri khususnya manufaktur, sehingga memengaruhi permintaan impor," ujarnya.

Mas’ud menambahkan struktur PDRB menurut lapangan usaha dengan melibatkan migas dan batu bara, maka lapangan usaha yang paling besar dalam struktur perekonomian Kalimantan Utara adalah pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 34,18 persen.

Lapangan usaha terbesar kedua, yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan 14,23 persen, dan lapangan ketiga perdagangan besar dan eceran sebesar 11,60 persen, disusul konstruksi 11,45 persen.

Keempat lapangan usaha ini mendominasi mendominasi struktur PDRB 2023 dengan porsi 71,46 persen.

Jika tanpa migas dan batu bara, maka kontribusi pertambangan turun menjadi 7,19 persen. Sebaliknya pertanian menjadi 20,06 persen, perdagangan 16,36 persen, konstruksi 16,14 persen, dan industri pengolahan 10,82 persen. Kelima usaha ini memiliki porsi terhadap struktur PDRB Kalimantan Utara sebesar 70,57 persen.

Melihat struktur dan pertumbuhan PDRB menurut lapangan usaha, pertambangan dan penggalian memiliki kontribusi terhadap PDRB sebesar 34,18 persen, masih tumbuh 3,70 persen pada 2023.

Baca juga: Intermediasi perbankan dukung pertumbuhan ekonomi Kaltara
Baca juga: Ekonomi Kaltara 2023 tumbuh tinggi kinerja positif sektor utama
Baca juga: Kaltara komitmen laksanakan pembangunan ekonomi hijau

Pewarta: Muh. Arfan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024