Chicago (ANTARA News) - Sejumlah warga Amerika telah tertarik meninggalkan kenyamaan untuk bergabung dengan kelompok militan al-Shabaab Somalia, yang berada di balik serangan berdarah atas satu pusat perbelanjaan di Kenya.
Sementara FBI mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya belum dapat mengonfirmasi laporan-laporan bahwa dua atau tiga warga Amerika berada di antara pria-pria bersenjata yang menyerang mal Westgate di Nairobi, kabar yang tersiar menyebutkan sejumlah warga Amerika berada di komunitas Somalia.
Khususnya sejak Menteri Luar Negeri Kenya Amina Mohamed mengatakan sedikitnya satu di antara para pemuda itu disebut-sebut berasal dari Minnesota, yang mempunyai komunitas Somalia terbesar di Amerika Serikat.
Lebih 20 pemuda telah direkrut oleh Shebab dari Minnesota tempat FBI melakukan investigasi yang disebut "Operation Rhino."
"Investigasi masih dilakukan dan berlangsung selama beberapa tahun," kata juru bicara FBI Kyle Loven kepada kantor berita Prancis AFP.
Sedikitnya dua di antara para pemuda itu menjadi pelaku bom bunuh diri -- Shriwa Ahmed menjadi warga negara AS pertama yang melakukan hal itu ketika dia menabrakkan truk penuh bahan peledak ke kantor Dinas Intelejen Puntland pada 2008 -- dan beberapa lainnya telah meninggal dalam perang saudara di Somalia.
Tiga di antara mereka yang tewas dari Minnesota digambarkan dalam video yang diunggah oleh kelompok yang terkait Al Qaida itu awal tahun ini.
"Ini benar-benar Disneyland," kata Troy Kastigar -- satu-satunya orang non Somalia di antara mereka yang direkrut -- mengatakan dalam video yang diterima KMSP News. "Anda perlu datang ke sini, bergabung dengan kami dan menikmati kesenangan."
Invasi Somalia oleh tentara Ethiopia pada 2006 merupakan faktor utama dalam perekrutan warga Amerika-Somalia untuk bergabung dengan Shabaab, kata Direktur the New American Foundation, Peter Bergen.
Para pemuda ditarik untuk melindungi tanah air mereka dari "tentara salib," tulis Berger dalam editorial di CNN.com, merujuk pada Ethiopia yang mayoritas berpenduduk Kristen.
Para pejabat AS telah dapat menyusuri jejak dan menuntut beberapa orang yang telah membantu mencari dana bagi Shabaab atau merekrut yang lain beberapa tahun terakhir, termasuk delapan warga Minnesota yang menerima hukuman penjara cukup lama sebagai hasil dari Operation Rhino, demikian AFP melaporkan.
(SYS/M016)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013