Palu (ANTARA News) - Dalam sepekan tiga murid sekolah dasar di Kota Palu, Sulawesi Tengah, mengalami kekerasan, seorang di antaranya meninggal dunia.
Aktivis Komunitas Peduli Perempuan dan Anak (KPPA) Sulawesi Tengah, Sunardi Katili, di Palu Selasa mengatakan, pihaknya akan mendampingi dan mengawal kasus kekerasan itu hingga tuntas.
Dia mengatakan, kasus tewasnya bocah kelas IV SD di sebuah penginapan di Jalan Sungai Malei harus dikawal proses hukumnya.
"Jika keluarga berniat meminta pendampingan proses hukum maka KPPA akan siap melakukannya," katanya.
Korban tewas bernama M Rifki itu diduga disodomi sebelum akhirnya dibunuh oleh pelakunya di sebuah kamar penginapan pada Senin (16/3).
Polisi saat ini terus mencari pelakunya. Korban M. Rifki sendiri adalah anak yatim piatu yang hidup dengan pamannya.
Selanjutnya pada Senin pekan selanjutnya, korban Zl yang bersekolah di sebuah sekolah dasar di Kecamatan Palu Barat dipukuli oleh gurunya, Ad, di bagian badan dan kaki beberapa kali.
Ad memukul muridnya, Zl, setelah mendapatkan laporan bahwa Zl telah melemparkan sandal ke kepala temannya. Mendengar kejadian itu, Ad segera memanggil Zl dan kemudian memukulinya.
Beberapa saat kemudian Zl yang merasa kesakitan memilih pulang ke rumah dan tidak melanjutkan belajar lagi.
Sementara pada Selasa, As yang merupakan murid kelas V di sebuah SD di Kecamatan Tatanga dipukul oleh orangtua temannya hingga tak sadarkan diri.
Pemukulan terjadi karena orangtua murid tersebut merasa kesal akibat anaknya dimintai uang oleh As dan sempat didorong.
As yang sempat tak sadarkan diri telah mendapatkan perawatan di RS Anutapura Palu.
Pewarta: Riski Maruto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013