Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengajukan kembali dana stimulan sebesar Rp200 miliar lebih untuk penanganan gagal panen bagi petani yang terdampak puso, kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
"Hal itu dilakukan agar bantuan dapat kembali disalurkan kepada para petani terdampak sebelum Desember 2024, sehingga mereka dapat kembali untuk memproduksi pangan yang menjadi kebutuhan masyarakat," ujar Muhadjir dalam Rapat Tingkat Menteri (RTM) di Jakarta, Senin.
Dalam RTM penanganan gagal panen (puso) akibat banjir tahun 2023 ini dihadiri Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kepala BNPB Suharyanto serta perwakilan Kemendagri, Kemenkeu, dan BPKP.
Baca juga: BNPB: Bantuan petani gagal panen akibat banjir dipercepat via Himbara
Bencana banjir yang melanda di Indonesia pada awal tahun 2023 itu telah mengakibatkan gagal panen di 136 kabupaten/kota di 20 provinsi dengan luas total 5.469 hektare.
Kemudian Presiden Joko Widodo memberikan arahan pada 6 Maret dan 5 April 2023 agar memberikan bantuan kepada para petani yang mengalami gagal panen.
Baca juga: Pemerintah berikan bantuan petani gagal panen Rp8 juta per hektare
Namun, hingga akhir 2023 bantuan gagal panen tersebut belum selesai diberikan kepada para petani, maka RTM hari ini memutuskan agar bantuan tersebut kembali dilanjutkan kepada mereka yang terdampak gagal panen.
Untuk 2024, kata Muhadjir, bantuan untuk gagal panen akan dialihkan kepada PT Jasindo atas rekomendasi Mentan, dengan cakupan yang diperluas menjadi 1 juta hektare.
Baca juga: BNPB bantu 2.363 hektare sawah puso akibat banjir di Aceh
"Jadi, tidak hanya puso akibat banjir, tetapi juga kekeringan maupun karena hama. Preminya Rp10 juta per hektare yang diusulkan oleh Pak Mentan, nanti akan kita bahas lebih lanjut sesuai dengan kesiapan fiskal kita," kata dia.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024