Seoul (ANTARA) - Militer Korea Selatan berencana membuka unit gawat darurat rumah sakit mereka bagi publik jika para dokter melakukan pemogokan besar-besaran terhadap rencana pemerintah untuk meningkatkan penerimaan sekolah kedokteran, kata kementerian pertahanan, Senin.
Ribuan dokter magang akan mengajukan pengunduran diri mereka secara massal pada hari yang sama sebagai protes terhadap rencana tersebut.
Tindakan para pekerja medis itu menimbulkan kekhawatiran bahwa layanan rumah sakit dan perawatan pasien akan lumpuh.
“Jika sektor medis sipil melanjutkan pemogokan … militer kami akan membuka ruang gawat darurat di 12 rumah sakit militer, termasuk Rumah Sakit Angkatan Bersenjata Ibu Kota," kata Jeon Ha-kyou, juru bicara kementerian, kepada pers.
Ha-kyou juga menuturkan bahwa militer Korsel akan memberikan dukungan dalam perawatan pasien darurat.
Aksi bersama yang direncanakan kalangan dokter merupakan bagian dari protes terhadap keputusan pemerintah untuk menambah 2.000 kursi pada kuota pendaftaran sekolah kedokteran di Korsel tahun depan.
Penambahan jumlah tersebut menjadi peningkatan signifikan dari 3.058 kursi yang ada saat ini.
Para dokter dan mahasiswa kedokteran telah menyuarakan keberatan atas rencana pemerintah tersebut.
Mereka berpendapat bahwa jumlah dokter sudah mencukupi dan peningkatan kuota mahasiswa kedokteran akan mengakibatkan perawatan medis yang tidak diperlukan.
Dengan mengambil contoh negara-negara maju lainnya yang menghadapi kekurangan dokter, pemerintah Korsel beralasan bahwa negara harus mulai melatih lebih banyak dokter untuk memenuhi tantangan terkait masyarakat yang menua dengan cepat.
Sumber: Yonhap-OANA
Baca juga: Kuota mahasiswa kedokteran ditambah, dokter Korsel ancam akan mundur
Baca juga: Korsel minta dokter tetap layani pasien di tengah aksi mogok
Atasi kekurangan dokter melalui pemetaan di rumah sakit
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024