Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah Selasa pagi bergerak menguat ke posisi Rp11.280 per dolar AS menyusul perhatian investor mulai tertuju ke masalah plafon utang AS.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Selasa pagi melemah sebesar 150 poin menjadi Rp11.280 dibanding sebelumnya di posisi Rp11.430 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah kembali ke area positif setelah sebagian sentimen pasar uang mulai beralih ke isu `debt ceiling` AS yang nampaknya menekan mata uang dolar AS. Sehingga hal itu turut memberikan peluang penguatan kepada mayoritas mata uang dunia," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan data-data fundamental ekonomi Eropa yang akan dirilis juga diekspektasikan mencatatkan hasil positif.
Terkait masalah utang AS, lanjut dia, jika AS tidak menyepakati untuk menaikkan batas atas pinjaman negara sebelum Oktober, mungkin AS menuju kebangkrutan (default).
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto menambahkan Bank Indonesia (BI) tetap menjaga likuiditas pasar valas di dalam negeri agar tidak berfluktuasi secara tajam.
"Jika menguat diharapkan agar tidak terlalu tinggi, dan sebaliknya jika melemah tidak terlalu dalam," ucapnya.
Selain itu, diharapkan, pemerintah tetap fokus memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan sehingga investor terutama asing menilai positif terhadap kondisi Indonesia.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013