Beijing (ANTARA) - Surplus neraca transaksi berjalan China mencapai 264,2 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.606) pada 2023, seperti diungkapkan regulator valuta asing negara itu pada Minggu (18/2).
Rasio surplus transaksi berjalan terhadap produk domestik bruto adalah sebesar 1,5 persen pada tahun lalu, yang berada dalam kisaran wajar dan seimbang, menurut Administrasi Devisa Negara China.
Surplus dalam perdagangan barang mencapai 608 miliar dolar pada tahun lalu, tingkat tertinggi kedua dalam sejarah, menurut data yang dirilis oleh administrasi itu.
Perdagangan luar negeri China telah berkembang secara kuartalan berkat tren pemulihan ekonomi, menopang nilai transaksi berjalan yang relatif besar, kata Wang Chunying, juru bicara administrasi tersebut.
Sektor pariwisata dan transportasi kembali mencatat defisit besar, dengan kekurangan di sektor pariwisata mencapai 180,6 miliar dolar AS, papar data itu.
Terkait modal, investasi asing di China secara umum mencatat arus masuk bersih dan investasi luar negeri di pasar sekuritas domestik membaik, mengindikasikan kuatnya keinginan investor asing untuk berbisnis di China dan mengalokasikan aset RMB.
Menatap ke depan untuk 2024, Wang mengatakan bahwa dengan perbaikan lingkungan internal dan eksternal, China memiliki fondasi dan kondisi untuk mempertahankan keseimbangan dasar dalam neraca pembayaran.
Pewarta: Xinhua
Editor: Citro Atmoko
Copyright © ANTARA 2024