Kami melihat Indonesia sebagai komunitas dunia pada bidang perekonomian tingkat regional,"

Jakarta (ANTARA News) - Pengelola Universitas Melbourne Australia menjalankan program "Campaign" pada bidang ekonomi di Indonesia termasuk mengadakan kerja sama penyaluran beasiswa dan pengadaan riset.

"Kami melihat Indonesia sebagai komunitas dunia pada bidang perekonomian tingkat regional," kata Vice Chancellor University of Melbourne Prof Glyn Davis AC di Jakarta Senin.

Davis mengatakan Indonesia memegang peranan penting pada tingkat regional dan salah satu negara demokrasi terbesar di dunia.

Ia juga menyatakan Universitas Melbourne memilih Indonesia menjadi negara pertama menjalankan program kampanye tersebut di kawasan Asia.

Berdasarkan sejarah, Universitas Melbourne telah memiliki hubungan erat sejak 1945 dan telah melahirkan 2.700 alumnus, serta 1.100 mahasiswa asal Indonesia.

Davis menambahkan alumni asal Indonesia memiliki kontribusi tinggi dalam memberikan perkembangan isu penting kepada Universitas Melbourne.

Para alumni Universitas Melbourne memiliki forum komunitas di Indonesia sehingga pertemuan tersebut membahas isu penting termasuk mengembangkan penelitian dan mencari solusi dalam mengatasi masalah.

Salah satu Prof Vice Chancelor Universitas of Melbourne lainnya, Prof Simon Evans mengungkapkan jumlah penerima beasiswa asal Indonesia semakin bertambah berdasarkan kerja sama antaruniversitas, pemerintah dan lembaga lainnya.

Universitas Melbourne konsen mengadakan kerja sama penelitian pada bidang medis (kedokteran), kebudayaan dan hukum.

Salah satu kerja sama medis di Indonesia bersama Bio Farma dalam pengembangan vaksin untuk rotavirus (penyakit diare berbahaya).

Evans mengungkapkan Universitas Melbourne mencari donatur untuk beasiswa dan penelitian melalui program "The Campaign" sebesar 500 juta Dolar Australia.

Sejauh ini, dana dari sekitar 12.000 donatur yang telah terkumpul mencapai 266 juta Dolar Australia.

Universitas Melbourne telah menjalankan program kampanye beasiswa dan riset di Paris dan London, kemudian akan mengembangkan di Hongkong, Singapura, Kuala Lumpur dan New York setelah diterapkan di Indonesia pada 2013.
(T014/I007)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013