Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Budi Herwanto, mengatakan, peristiwa tersebut diduga akibat arus pendek arus listrik. Saat kejadian toko belum dibuka karena masih pukul 07.00 WIB.
Saat proses pemadaman, satu orang petugas bernama Riko mengalami luka bakar pada bagian kaki dan tangan akibat semburan dari tiner di salah satu toko yang menjual cat.
"Ia langsung dilarikan ke rumah Sakit M Djamil dan sudah diperbolehkan pulang," kata petugas lainnya.
Untuk memadamkan si jago merah, petugas mengerahkan tujuh unit mobil pemadam kebakaran dan 68 orang petugas. Api baru berhasil dijinakkan selama sekitar 45 menit.
Meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran ini, namun kerugian ditaksir lebih dari Rp2,5 miliar karena toko yang rata-rata berkururan 6x4 menjual alat-alat elektronik, peralatan listrik, kebutuhan rumah tangga, cat dan bahan-bahan bangunan.
Indra salah seorang pemilik toko elektronik meminta pemerintah harus bertanggung jawab karena peristiwa ini disebabkan karena adanya pemadaman listrik bergilir yang dilakukan oleh PLN.
"Cukup sering listrik hidup mati bahkan sampai tiga kali sehari," katanya.
Akibat kejadian ini, ia harus mengalami kerugian sekitar Rp100 juta karena seluruh isi toko elektronik miliknya hangus dilalap api yang antara lain menjual kipas angin, kabel listrik, setrika, dan peralatan elektronik lainnya.
(KR-IWY/Z002)
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013