Prosentase ini meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,08 persen yoy,
Kupang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Timur melaporkan bahwa ekonomi provinsi berbasis kepulauan itu tumbuh sebesar 4,14 persen year on year (yoy) pada triwulan IV 2023.
“Prosentase ini meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,08 persen yoy,” kata Kepala Perwakilan BI NTT Agus Sistyo Widjajati dalam keterangan yang diterima ANTARA di Kupang, Minggu.
Pernyataan yang disampaikannya itu berdasarkan rilis PDRB Provinsi NTT yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik NTT.
Baca juga: Gubernur Kepri sebut pertumbuhan ekonomi 2023 melampaui nasional
Dia menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi NTT itu tercatat di seluruh lapangan usaha. Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan didorong oleh meningkatnya konsumsi pemerintah , investasi, dan ekspor.
Secara spasial tambah dia di wilayah Bali dañ Nusa Tenggara perekonomian NTT memberikan sumbangan sebesar 22,72 persen dari total perekonomian Bali dan Nusa Tenggara.
“Meningkatnya pertumbuhan ekonomi NTT sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar dia.
Agus menyebutkan beberapa lapangan usaha yang memberikan dorongan untuk pertumbuhan ekonomi NTT pada triwulan IV 2023 adalah konstruksi sebesar 14,73 persen yoy, disusul penyedia akomodasi dan makanan minum sebesar 14,57 persen yoy.
Selain itu juga ada perdagangan sebesar 3,91 persen yoy, administrasi pemerintahan sebesar 3,29 persen, serta sektor pertanian 1,49 persen yoy.
Kata dia, pertumbuhan lapangan usaha konstruksi didorong oleh berlanjutnya Proyek Strategis Nasional (PSN) berupa bendungan dan pengerjaan Infrastruktur jalan daerah (IJD) melalui Dana Inpres.
Kemudian juga penyelenggaraan beberapa kegiatan di wilayah NTT menjadi faktor pendorong pertumbuhan lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum.
Baca juga: BI: Perkuat sektor pertanian untuk akselerasi perekonomian Bali
Di sisi lain, pertumbuhan lapangan usaha di sektor perdagangan didorong oleh peningkatan kredit perdagangan. Kendati begitu, pertumbuhan ini tercatat melambat seiring dengan turunnya penjualan kendaraan bermotor.
Meningkatnya realisasi belanja APBD mencapai 86,5 persen dan APBN mencapai 94,7 persen menjadi faktor pendorong pertumbuhan lapangan usaha sektor administrasi pemerintahan.
“Sementara itu, pertumbuhan lapangan usaha sektor pertanian didorong oleh peningkatan hasil tangkapan perikanan,” kata dia.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024