Yogyakarta (ANTARA News) - Brazil dinilai mampu memanfaatkan dana yang ada untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sehingga negeri ini layak menjadi tempat studi, kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri RI.
"Indonesia layak belajar pada Brazil dalam menghadapi deforestasi dan degradasi hutan, dan mengurangi emisi gas rumah kaca," kata Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Wening Esthyprobo di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, Indonesia dan Brazil memiliki banyak kesamaan, yaitu sama-sama negara ekonomi berkembang, memiliki hutan hujan tropis, dan pada saat yang sama menghadapi kerugian akibat deforestasi dan degradasi hutan.
Ia mengatakan, Indonesia ingin belajar mengenai seberapa efektif berbagai inisiatif mengurangi emisi gas rumah kaca dari Brazil dan bagaimana dengan ide yang bertentangan dengan perlindungan lingkungan dan promosi pembangunan ekonomi pada waktu bersamaan.
Indonesia juga ingin belajar bagaimana Brazil menangani kompleksitas dan masalah transparansi dalam proses aplikasi dan pendanaan proyek penurunan emisi gas rumah kaca, dan mengelola isu sumber daya manusia untuk mendukung pelaksanaan kegiatan.
"Target Indonesia mengurangi emisi karbon mendapatkan momentum saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengikuti KTT G20 di Pittsburg pada 2009. Indonesia berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen pada 2020 dan 41 persen dengan dukungan internasional," kata dia.
Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013