London (ANTARA News) - Para peneliti di Northwestern Medicine sedang mengerjakan terapi tidur yang dapat mengatasi fobia, demikian dilansir Medical Daily.
Dalam percobaan, subyek yang dikondisikan untuk takut pada sesuatu menjadi berkurang takutnya setelah mendapat paparan nokturnal terus menerus.
Penemuan itu adalah untuk pertama kalinya yang membuat emosi manusia dimanipulasi selama dia tidur.
Katherina Hauner ahli saraf dari Universitas Northwestern Feinberg School of Medicine mengatakan meski penurunan rasa takutnya hanya sedikit, tapi paparan terus menerus mungkin dapat menghapus ingatan fobia untuk selama-lamanya.
"Ini penemuan baru," kata Jatherine. "Kami menemukan penurunan rasa takut yang sedikit, tapi penting."
Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Neuroscience, sebanyak 15 orang diikutsertakan dalam percobaan.
Dengan pemberian kejutan listrik ringan, peneliti mengkondisikan subjek takut pada sebuah stimulus kompleks yang terdiri dari bau dan gambar wajah.
Dua wajah yang berbeda digunakan, dan bau-bauan dari mint dan lemon sampai cengkeh dan kayu.
Untuk menilai rasa takut, tim mengandalkan tingkat keringat dan pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI).
Saat subyek sedang tidur, para ilmuwan memperkenalkan kembali sebagian unsur fobia dengan mengekspos mereka untuk bau tersebut.
Namun, kali ini tidak disertai dengan sengatan listrik. Menurut Katherine, reintroduksi berlangsung selama gelombang lambat tidur, ketika konsolidasi memori diperkirakan sedang berlangsung.
"Sementara bau-bauan tertentu sedang diberikan selama tidur, hal itu mengaktifkan memori wajah yang berulang, mirip dengan proses hilangnya rasa takut selama terapi pemaparan," jelas Katherine.
Ketika subyek terbangun, mereka sekali lagi terkena rangsangan takut. Ketika mereka melihat wajah yang baunya telah terpapar dalam tidur mereka, reaksi takut mereka relatif lebih rendah.
"Gambaran besarnya adalah peluang bagi pengobatan fobia dapat ditingkatkan selama tidur," kata Katherine.
Penerjemah: Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013