Jakarta (ANTARA News) - Sutradara muda Iqbal Rais meninggal dunia pada usia 29 tahun karena penyakit leukimia pada Minggu malam (22/09) di Rumah Sakit Dokter Sooetomo, Surabaya.
Dia disemayamkan di kediaman orangtuanya siang ini di Jl. Griya Kebraon Barat Blok CL No. 02 RT.01 RW. IX Kelurahan Kebraon, Kecamatan Karang Pilang, Surabaya.
Pria yang berjuang melawan leukimia selama dua tahun itu akan dimakamkan siang ini setelah Zuhur di Surabaya.
Pria yang berjuang melawan leukimia selama dua tahun itu akan dimakamkan siang ini setelah Zuhur di Surabaya.
Kepergian pria kelahiran Samarinda, Kalimantan Timur 21 Januari 1984 membawa duka di dunia perfilman Indonesia.
Beragam ucapan bela sungkawa atas meninggalnya Iqbal memenuhi Twitter, termasuk dari sineas Hanung Bramantyo.
Beragam ucapan bela sungkawa atas meninggalnya Iqbal memenuhi Twitter, termasuk dari sineas Hanung Bramantyo.
"Selamat jalan Iqbal Rais ... Sutradara Tarix Jabrik. Semoga kau damai di sisiNya," tulis Hanung semalam.
Deddy Mahendra Desta pun mengungkapkan hal serupa sembari mengunggah fotonya yang sedang menjenguk Iqbal di rumah sakit dalam keadaan plontos.
"Selamat jalan sutradara muda terbaik Indonesia @iqbalrais.." tulis Desta.
"Selamat jalan sutradara muda terbaik Indonesia @iqbalrais.." tulis Desta.
Penulis Alberthiene Endah juga mengisahkan kenangannya bersama almarhum lewat akun Twitter miliknya.
Penulis "Dicintai Jo" itu pertama kali mengenal Iqbal pada 2007 saat novelnya yang dibuat menjadi FTV disutradarai Iqbal
Sosok Iqbal disebutnya sebagai sutradara muda penuh semangat, berbakat, banyak mimpi, ulet, dan cerdas.
Sosok Iqbal disebutnya sebagai sutradara muda penuh semangat, berbakat, banyak mimpi, ulet, dan cerdas.
Menurut penuturan Alberthiene, Iqbal tetap bersemangat meski telah divonis mengidap leukimia.
"Selamat jalan @iqbalrais mimpimu utk buat film ttg bagaimana tanah Kalimantan terus menerus dieksploitasi pasti akan terealisasi!"
Sepuluh film yang telah dibesut Iqbal antara lain Trilogi The Tarix Jabrix (2008-2011), Si Jago Merah (2008), Bukan Malin Kundang (2009), Sehidup (Tak) Semati (2010), Senggol Bacok (2010), 3 Pejantan Tanggung (2010), Radio Galau FM (2012), dan Kata Hati (2013).
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013