Yogyakarta (ANTARA News) - Ribuan warga termasuk dari luar daerah mengikuti kirab memperingati seribu tahun meletusnya Gunung Merapi di kawasan wisata Kaliurang, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa sore. Peserta kirab berbusana tradisional daerah, dan berjalan kaki mengelilingi obyek wisata perbukitan di kawasan selatan kaki Merapi dengan menempuh jarak sekitar dua kilometer. Sambil berjalan, para peserta kirab melantunkan tembang (semacam lagu) sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Mereka berasal dari 11 dusun di tujuh desa dari tiga kecamatan di Kabupaten Sleman, serta sejumlah peserta dari luar DIY yang tergabung dalam Paguyuban Tritunggal pimpinan Sapto Raharjo, antara lain dari Magelang, Purworejo, Boyolali, Klaten dan Surakarta (Jawa Tengah). Kirab dengan mengusung empat `gunungan` yang terbuat dari aneka makanan pokok dan berbagai jenis sayuran tersebut, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas perlindungan-Nya sehingga warga kaki Merapi khususnya terhindar dari bencana gunungapi itu. Empat gunungan tersebut adalah Gunungan `Lanang` (laki-laki), Gunungan `Wadon` (perempuan), Gunungan `Apem` dan Gunungan `Merah Putih`. Keempat gunungan itu masing-masing tingginya sekitar empat meter. Khusus gunungan apem terbuat dari 20.000 kue apem (makanan khas daerah yang terbuat dari beras ketan), dan gunungan merah putih yang terbuat dari gula kelapa untuk warna merahnya, dan nasi ketan untuk warna putihnya. "Dibutuhkan beras ketan satu kuintal untuk membuat gunungan itu," ujar ketua panitia peringatan seribu tahun meletusnya Gunung Merapi, Bejo Wiryanto. Gunungan merah putih, menurut dia, dimaksudkan untuk memperingati HUT ke 61 Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus. Selesai kirab, gunungan lanang dan gunungan wadon diperebutkan warga peserta kirab dan pengunjung. Ada kepercayaan di kalangan mereka, akan mendapatkan berkah apabila bisa memperoleh bagian dari gunungan yang menjadi rebutan itu. Sejumlah wisatawan domestik dan beberapa anggota DPRD Sleman ikut menyaksikan kirab tersebut.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006