Jakarta (ANTARA News) - Kalangan analis pasar modal memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan (23/9) cenderung bergerak menguat terbatas.
"IHSG BEI masih ada harapan untuk melanjutkan kenaikan, namun beberapa pelaku pasar kemungkinan masih akan mengambil posisi jual sehingga dapat memperlambat laju indeks BEI, dan akan bergerak bervariasi," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Minggu.
Reza Priyambada mengharapkan data manufaktur global dan laju rupiah dapat lebih stabil sehingga dapat memberi sentimen positif pada IHSG di awal pekan (23/9).
Ia mengemukakan pelaku pasar dapat mencermati saham-saham yang bergerak di sektor konsumer, perdagangan, infrastruktur, dan Industri dasar.
Sementara itu, Head of Research PT Valbury Asia Securities, Alfianyah menambahkan bahwa euforia pasar setelah kebijakan Bank Sentral AS atau The Fed untuk tetap melanjutkan program "Quantitative Easing" diperkirakan masih akan dimanfaatkan oleh investor, sehingga apresiasi IHSG diperkirakan berlanjut.
Namun, lanjut Alfiansyah, potensi penguatannya diperkirakan terbatas, karena dalam perspektif teknikal IHSG telah masuk dalam area jenuh beli (overbought).
Sementara itu, Analis Sinarmas Sekuritas, Christandi Rheza Mihardja memperkirakan indeks BEI akan bergerak melemah di kisaran 4.520--4.615 poin pada Senin (23/9).
"Perdagangan akan dipengaruhi oleh hasil dari pemilihan di Jerman yang akan memutuskan apakah jabatan Kanselir Angela Merkel akan berlanjut. Selain itu, data PMI China juga akan turut memberikan sentimen tambahan terhadap pergerakan pasar," kata Christandi.
Ia merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan secara teknikal, diantaranya Vale Indonesia (INCO), PT Timah (TINS), Matahari Putra Prima (MPPA).
(KR-ZMF/A011)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013