Direktur Jenderal Pembinaan Masyarakat Hindu dari Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Yudha Triguna, yang hadir memimpin tim gamelan tersebut menyampaikan rasa bangganya bahwa para dosen dan mahasiswa/i dari UNHI dapat tampil di panggung internasional yang prestisius sekelas Centre for Fine Arts Bozar yang dibangun setelah Perang Dunia (PD) I.
Sebelumnya, penonton tampak terbius oleh pertunjukan tari yang dibawakan 40 mahasiswa/i dan dosen UNHI di bawah bimbingan seniman Bali terkemuka Prof. I Wayan Dibia.
Pementasan dibuka dengan narasi oleh sang koreografer Prof. I Wayan Dibia yang menjelaskan kepada penonton tentang struktur suara kecak dan keunikan kecak serta bagaimana penonton dapat menikmati kecak.
Duta Besar RI untuk Kerajaan Belgia, Kepatihan Luxemburg dan Uni Eropa, Arif Havas Oegroseno, kepada ANTARA News London, Minggu, mengatakan bahwa kolaborasi erat antara KBRI Brussel, Kementerian Agama RI, Bozar, dan UNHI membuat pementasan seni Indonesia di Centre for Fine Arts Bozar yang prestisius dapat terlaksana dengan baik.
Ia menyampaikan harapannya, agar promosi seni dan budaya Indonesia di panggung internasional akan terus berlangsung
Selama satu setengah jam, para penari mempertunjukkan keindahan gerakan dan harmonisasi koor vokal khas Kecak yang membuai penonton dalam cerita kisah cinta Rama dan Sinta. Didukung oleh tata akustik terbaik, tata cahaya dramatis serta kostum yang menawan, pementasan tersebut merupakan sajian seni dan budaya Indonesia yang membanggakan.
Kebanggaan tersebut seolah memperoleh harapan dari para penonton yang memberikan standing ovation dan seolah enggan meninggalkan venue ketika pementasan telah berakhir dan tirai panggung telah diturunkan.
Direktur Jenderal Protokol Kerajaan Belgia, Pierre Labouverie, bahkan secara khusus mendatangi para penari di belakang panggung untuk memberikan ucapan selamat dan meminta sang pelatih, Prof. I Wayan Dibia, untuk menerangkan kembali teknik menari kecak yang penuh semangat dan antusiasme.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013