Ini pertama kalinya revisi Perjanjian Asosiasi UE/Israel diusulkan sejak mulai berlaku pada tahun 2000.

Oviedo, Spanyol (ANTARA) - Spanyol dan Irlandia secara resmi meminta Komisi Eropa segera mempertimbangkan hubungan dengan Israel, ungkap Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez pada Rabu, di tengah serangan besar yang akan terjadi di Rafah, Jalur Gaza selatan.

"Komitmen EU terhadap hak asasi manusia dan martabat tidak ada pengecualian, tulis Sanchez di platform X, menyoroti "situasi kritis di Rafah."

Harian Irish Times dan El Pais melaporkan bahwa Sanchez dan Taoiseach (Perdana Menteri) Irlandia Leo Varadkar mengirimkan surat resmi kepada Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Dalam surat tersebut, kedua pemimpin pemerintahan mendesak komisi untuk "melakukan tinjauan mendesak apakah Israel mematuhi kewajibannya, termasuk berdasarkan Perjanjian Asosiasi UE/Israel, yang menghormati hak asasi manusia dan prinsip-prinsip demokrasi, elemen penting dalam hubungan.”

Surat itu menambahkan bahwa jika komisi menganggap ada pelanggaran HAM, maka komisi harus mengusulkan “tindakan yang tepat” untuk dipertimbangkan oleh Dewan Eropa.

"Dalam surat itu, para pemimpin mengatakan mereka "sangat khawatir" mengenai situasi di Gaza, seraya menambahkan "meluasnya serangan militer oleh Israel di Rafah merupakan ancaman besar dan mendesak yang harus segera ditentang masyarakat internasional.”

Mereka menambahkan bahwa ada “kekhawatiran yang meluas” mengenai pelanggaran Israel terhadap hukum humaniter internasional (IHL) dan hukum hak asasi manusia, dan menekankan langkah-langkah mengikat dan penilaian Mahkamah Internasional.

"Serangan teroris yang mengerikan yang dilakukan Hamas dan kelompok bersenjata lainnya, tidak dan tidak dapat membenarkan pelanggaran IHL, dalam respons militer, yang berdampak pada penduduk sipil di Gaza,” tulis mereka.

Para pemimpin tersebut menekankan bahwa 90 persen penduduk Gaza menghadapi "kerawanan pangan akut" dan terdapat "resiko kelaparan serius," Mereka juga menyoroti kematian hampir 28.000 warga Palestina, pemindahan 1,9 juta penduduk dan “penghancuran besar-besaran terhadap rumah-rumah dan kerusakan parah pada infrastruktur sipil penting.”

Selain itu mereka juga meminta EU untuk terus mendukung badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).

Mereka menambahkan bahwa "EU bertanggung jawab untuk mengambil tindakan" untuk menegakkan solusi dua negara yang mereka anggap sebagai satu-satunya cara untuk memastikan lingkaran kekerasan tidak terulang kembali.

Menurut El Pais, ini pertama kalinya revisi Perjanjian Asosiasi UE/Israel diusulkan sejak mulai berlaku pada tahun 2000.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Kebencian anti-Muslim di Eropa naik dampak konflik Israel-Palestina
Baca juga: Komisi Eropa desak negara anggota EU bertindak cegah Islamofobia

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024