"Kualitas ikan Kapuas Hulu terjaga dengan baik sehingga menarik minat pasaran di Malaysia," kata Pejabat BKHIT Satpel PLBN Badau Septyardhi Haryono, kepada ANTARA, di Putussibau Kapuas Hulu, Kamis.
Disampaikan Haryono, dari volume ekspor ikan 6,9 ton tersebut, pendapatan negara mencapai Rp511,9 juta.
Menurut dia, dari tahun ke tahun kegiatan ekspor komoditas perikanan melalui PLBN Badau semakin tumbuh dan menggeliat, potensi tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Kapuas Hulu terutama di daerah perbatasan.
Ia menjelaskan sejumlah jenis ikan yang dimintai pasar global diantaranya yaitu ikan jelawat, ikan kelabau, ikan ringau, ikan seladang, ikan semah, ikan tapah dan ikan tengalan.
"Ikan air tawar Kapuas Hulu mampu bersaing di pasar global, tentu itu menjadi peluang bagi masyarakat Kapuas Hulu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi," katanya.
Disisi lain, Penjabat (Pj) Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Nanga Badau drh Muamar Darda mengatakan untuk meningkatkan kegiatan ekspor komoditas perikanan di PLBN Badau, pihaknya (Karantina) siap berkolaborasi dan bekerja sama dengan semua pihak, baik instansi terkait maupun masyarakat pelaku usaha.
"Potensi perikanan Kapuas Hulu sangat menjanjikan untuk pasar global dan keberadaan PLBN Badau bisa dimanfaatkan untuk kegiatan ekspor impor secara legal, jadi masyarakat tidak perlu lagi khawatir dan kami juga siap bekerja sama dengan semua pihak," kata Muawar Darda menambahkan.
Sementara itu, Kepala Bea Cukai Nanga Badau Heri Purwanto mengatakan saat ini tidak hanya hasil pertanian dan perikanan (ikan konsumsi), namun untuk ikan Arwana juga bisa dilayani untuk kegiatan ekspor melalui PLBN Badau.
"Kami bersama instansi terkait lainnya juga terus mendorong agar potensi Kapuas Hulu di ekspor melalui PLBN Badau, dengan demikian dapat menambah pendapatan daerah dan ekonomi masyarakat," katanya.
Pewarta: Teofilusianto Timotius
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024