Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nopian Andusti menyatakan bahwa sekolah lanjut usia (lansia) dapat mewujudkan oma-opa atau penduduk usia tua yang mandiri dan gembira.
"Secara umum saya sering menyampaikan bahwa sekolah lansia ini sekolah yang menggembirakan bagi para senior kita, untuk opa dan oma kita agar tetap bahagia di usia lanjutnya, karena mereka telah memasuki usia terindah pada waktunya," kata Nopian dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Ia memaparkan saat ini kurang lebih ada 400 sekolah lansia yang tersebar di seluruh Indonesia. Di tahun 2024, BKKBN menargetkan setiap kota/kabupaten ada satu sekolah lansia, sehingga akan terbangun kurang lebih 350 sekolah lansia lagi.
:Sekolah lansia adalah model pendidikan non formal yang menerapkan kurikulum terpadu yang memanfaatkan latihan, permainan, dan senam untuk memberikan pengetahuan kepada peserta terkait bagaimana menjaga kemandirian dan mencegah penyakit degeneratif," tuturnya.
Baca juga: BKKBN Sulsel imbau lansia manfaatkan aplikasi GO Lantang
Baca juga: Trenggalek miliki program sekolah nonformal untuk lansia
Menurutnya, untuk mewujudkan lansia yang produktif juga kreatif, sekolah lansia juga harus memperhatikan karakter dan budaya setempat, sehingga perlu ada suatu kebijakan lokal yang harus menjadi pertimbangan-pertimbangan.
"Dari segi kurikulum atau modul, juga perlu memperhatikan aspek budaya setempat," ucapnya.
Ia juga menekankan agar pengelola program kelanjutusiaan terus meningkatkan kapasitas dan menjalankan tugasnya dengan ikhlas sehingga dapat mewujudkan lansia yang bahagia di masa tuanya.
"Diharapkan kapasitas program pengelola kelanjutusiaan dapat meningkat, dan secara khusus saya ingin menyampaikan kepada pengelola untuk melaksanakan tugas ini dengan ikhlas dan bahagia agar para lansia juga senantiasa bergembira di masa tuanya," paparnya.
Ia mengemukakan, berdasarkan data BPS tahun 2023, rata-rata penduduk lansia pendidikannya di angka 8,77 tahun, artinya rata-rata tidak sampai tamat SMP.
"Untuk itu kita harus melakukan langkah-langkah kebijakan dan perlakuan khusus terhadap lansia agar tetap tangguh," ucapnya.
Saat ini, kondisi penduduk lansia dalam survei sosial ekonomi nasional (susenas) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 sudah di angka 11,75 persen, naik 1,27 persen dibandingkan tahun 2022 yaitu 10,48 persen.*
Baca juga: BKKBN Jambi mewisuda 47 siswa sekolah lansia
Baca juga: BKKBN wisuda siswa sekolah lansia di Aceh antisipasi populasi menua
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024