Tokyo (ANTARA News) - Kurs dolar AS bertahan kuat di perdagangan Asia pada Jumat, didorong data positif pekerjaan dan perumahan AS, setelah merosot karena keputusan mengejutkan Federal Reserve untuk mempertahankan stimulusnya utuh.
Greenback berada di 99,32 yen dalam perdagangan sore di Tokyo, sedikit turun dari 99,38 yen di New York, tetapi jauh di atas kisaran rendah 98 yen pada Kamis pagi.
Euro dibeli 1,3533 dolar dan 134,42 yen, terhadap 1,3531 dolar dan 134,57 yen di perdagangan AS.
"Dolar AS menemukan beberapa dukungan semalam (Kamis)," kata National Australia Bank, menambahkan bahwa "keuntungan didukung oleh data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan".
Angka resmi pada Kamis menunjukkan bahwa klaim baru untuk tunjangan pengangguran AS naik moderat pada pekan lalu, tetapi tren secara keseluruhan menunjukkan pemutusan hubungan kerja (PHK) lebih sedikit, sedangkan penjualan rumah naik lagi pada Agustus setelah melonjak pada Juli.
Data itu muncul sehari setelah the Fed menyatakan akan menunda pengurangan skema pembelian obligasinya 85 miliar dolar AS per bulan, mengejutkan pasar yang telah memperkirakan penurunan di tengah tanda-tanda pemulihan di ekonomi terbesar dunia itu.
Kebijakan pelonggaran the Fed membanjiri sistem keuangan dengan dolar, yang cenderung mendorong turun nilai unit tersebut sehingga mundurnya rencana pengurangan stimulus itu dipandang sebagai kemungkinan untuk memperkuat greenback.
Bank yang tidak melakukan tindakan menyebabkan reli singkat dalam mata uang negara-negara berkembang (emerging market), setelah mereka mengalami penjualan berat pada Agustus karena investor asing lari ke Amerika Serikat mengharapkan suku bunga di sana meningkat.
Pada Jumat dolar mengembalikan penurunannya, menguat menjadi 62,16 rupee India dari 61,67 rupee ketika gubernur baru bank sentral India akan memimpin pertemuan kebijakan moneter pertamanya.
Ekonom Raghuram Rajan mengambil jabatan sebagai ketua bank sentral India (Reserve Bank of India) awal bulan ini dihadapkan dengan tugas untuk menopang rupee yang lemah, membatasi kenaikan inflasi dan menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Rupee telah jatuh ke rekor terendah sepanjang masa karena meningkatnya kekhawatiran bahwa penarikan stimulus Fed akan mengirim gelombang modal mengalir keluar dari wilayah tersebut.
Dalam perdagangan lainnya, dolar menguat menjadi 11.385 rupiah Indonesia dari 11.092 rupiah sehari sebelumnya, menjadi 1.073 won Korea Selatan dari 1.070 won, menjadi 1,2464 dolar Singapura dari 1,2445 dolar Singapura, dan menjadi 29,51 dolar Taiwan dari 29,45 dolar Taiwan.
Dolar merosot menjadi 30,97 baht Thailand dari 31,01 baht dan menjadi 43,03 peso Filipina dari 43,10 peso.
Dolar Australia melemah menjadi 94,46 sen AS dari 94,91 sen, sementara yuan China dibeli 16,20 yen terhadap 16,05 yen, demikian AFP.
(A026)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013