Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah pada Jumat pagi bergerak stabil di posisi Rp10.855 dolar AS pascabank sentral AS (the Fed) tetap melanjutkan program stimulus keuangan (quantitative easing/QE).
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp10.855 per dolar AS.
"Hasil pertemuan the Fed cukup mempengaruhi laju pergerakan nilai tukar rupiah yang akhirnya bisa kembali di bawah level Rp11.000 per dolar AS," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.
Sementara itu Head of Research Valbury Asia Securities, Alfiansyah dalam risetnya mengemukakan bahwa nilai rupiah ke bawah Rp11.000 yaitu ke posisi Rp10.855 per dolar AS pada kondisi suku bunga relatif tinggi saat ini akan meningkatkan daya tarik pasar keuangan Indonesia.
"Apalagi pemerintah akan menerbitkan ORI (Obligasi Ritel Indonesia) dengan kupon sebesar 8,5 persen. Hal itu bisa mendorong kembalinya hot money ke negara berkembang, termasuk Indonesia," paparnya.
Namun, lanjut dia, Indonesia tidak bisa lagi bergantung pada dana-dana luar yang bersifat temporer (hot money) untuk mendorong perekonomian dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013