Penyerang melemparkan granat tangan ke sebuah masjid Syiah yang melukai sembilan orang, dua diantaranya dalam keadaan serius."

Karachi (ANTARA News) - Sembilan orang cedera dalam serangan granat tangan yang ditujukan pada sebuah masjid Syiah di kota pelabuhan Karachi, Pakistan, Kamis, kata sejumlah pejabat.

Serangan itu berlangsung di Majeed Colony di daerah wilayah timur yang ramai, Landhi, lapor AFP.

"Penyerang melemparkan granat tangan ke sebuah masjid Syiah yang melukai sembilan orang, dua diantaranya dalam keadaan serius," kata kepala kepolisian kota itu Shahid Hayat kepada AFP.

Ia menambahkan, masjid itu merupakan sasaran dan penyerang kemudian melarikan diri.

Polisi senior setempat Nasir Aftab juga mengkonfirmasi serangan itu dan mengatakan, mereka yang terluka semuanya orang Syiah yang sedang mengikuti acara keagamaan.

Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

Karachi, kota terbesar di Pakistan yang berpenduduk 18 juta jiwa, dilanda gelombang serangan pembunuhan dan penculikan yang dituduhkan pada militan garis keras dan ketegangan politik serta etnik.

Pada 4 September, seorang perwira senior Angkatan Laut Pakistan ditembak mati dan istrinya yang keturunan Swedia cedera dalam serangan di kota pelabuhan itu.

Kapten Naveed dan istrinya ditembak di sebuah jalan yang ramai di dekat Stadion Nasional tempat permainan kriket di daerah timur kota tersebut.

Pada Mei 2011, militan Taliban menyerbu sebuah pangkalan AL menghancurkan dua pesawat intai P-3C Orion dan membunuh 10 personel dalam serangan 17 jam.

Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.

Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.

Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013