Kontrak utama minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober di New York Mercantile Exchange (NYMEX), merosot 1,68 dolar AS menjadi berakhir pada 106,39 dolar AS per barel, lapor AFP.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, meluncur 1,84 dolar AS menjadi menetap di 108,76 dolar AS per barel di perdagangan London.
Harga minyak untuk kedua kontrak telah meningkat sekitar 2,50 dolar AS pada Rabu (18/9) setelah Departemen Energi AS melaporkan penurunan lebih besar dari perkiraan dalam stok minyak mentahnya untuk pekan lalu, memicu harapan meningkatnya permintaan di ekonomi terbesar dunia itu.
Harga minyak juga mendapat dorongan lebih lanjut setelah the Fed secara tak terduga mengumumkan akan terus membeli obligasi 85 miliar dolar AS per bulan.
Kontrak WTI mengawali sesi dengan kenaikan tajam, "dalam upaya melanjutkan "rebound" setelah Fed mengumumkan akan mempertahankan program stimulusnya tidak berubah," kata Gene McGillian dari Tradition Energy.
"Tapi rebound tampak mengering pada siang hari karena orang-orang melakukan ambil untung," katanya.
Pasar juga bereaksi terhadap tanda-tanda meredanya ketegangan di daerah-daerah kaya minyak Timur Tengah.
Presiden baru Iran Hassan Rowhani menggambarkan Israel sebagai "penjajah" yang telah membawa ketidakstabilan ke Timur Tengah, namun Republik Islam itu mengatakan tidak mencari perang dengan negara manapun.
"Pasar telah menetapkan premi yang melekat pada situasi bagi Iran untuk selama beberapa waktu. Pernyataan dari Presiden Iran itu tampaknya mengambil sedikit dari itu (premi) keluar dari pasar," kata McGillian.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013