Saya selalu berpikir, kali ini mungkin kalah dan salah. Tapi selalu ada kesempatan kedua, ketiga dan seterusnya. Yang penting, jangan pernah menyerah dan mengaku kalah."
Jakarta (ANTARA News) - Hampir semua orang di Indonesia mungkin mengenal produk makanan ringan berupa rumput laut renyah asal Thailand, Tao Kae Noi.
Promosi dan iklan yang gencar tentang produk itu melalui berbagai media membuat masyarakat Indonesia semakin familiar dengan makanan cemilan itu. Apalagi, produk tersebut juga tersedia di seluruh jaringan minimarket di Indonesia.
"Keunikan dan rasanya yang cocok dengan masyarakat Indonesia membuat kami yakin untuk mengimpor dan mendistribusikan Tao Kae Noi. Apalagi, masyarakat Indonesia sangat kental dengan budaya ngemil," kata Direktur Komersial PT Nirwana Lestari Ferry Hariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.
Apalagi, lahirnya Tao Kae Noi di Thailand sendiri cukup fenomenal. Diproduksi dan dipasarkan seorang anak berusia 19 tahun, produk itu kini telah diekspor ke 30 negara di dunia.
Ittipat Peeradechapan, yang akrab disapa Tob, adalah anak muda yang pertama kali membuat, mengemas dan mendistribusikan cemilan tersebut. Kini, di usia 28 tahun, Tob sudah menjadi CEO PT Tao Kae Noi Food and Marketing Co Ltd dan miliarder muda.
Untuk menginspirasi anak-anak muda untuk terjun menjadi pengusaha, PT Nirwana Lestari menghadirkan Tob ke Indonesia. Tak hanya berdialog dengan wartawan dan beberapa tamu undangan yang didominasi anak-anak muda, acara tersebut juga diisi dengan nonton bareng film "The Billioner" yang diadopsi dari buku "Tob Story" yang mengangkat kisah sukses Tob.
"Ini kali kedua saya datang ke Indonesia. Kali ini, saya tidak ingin berjualan, tapi ingin memberikan inspirasi kepada anak-anak muda yang ingin membangun bisnisnya. Semoga saya bisa menjadi inspirasi," kata Tob.
Tob mengatakan Indonesia adalah tujuan ekspor terbesar bagi produknya. Menurut dia, saat memutuskan untuk memasuki pasar Indonesia, dia sudah merasa akan bisa berjaya sebagaimana pasar di Thailand.
"Indonesia sekarang menjadi pasar terbesar kedua setelah Thailand. Dulu, saya mencari label halal dulu di Thailand sebelum masuk ke pasar Indonesia," tuturnya.
Kisah kesuksesan Tob bisa dibaca dan dilihat dari buku dan film yang mengangkat kisah hidupnya. Film tersebut memperlihatkan Tob yang keras kepala dan pantang menyerah.
Film diawali ketika Tob datang ke sebuah bank pada 2004 untuk meminjam 10 juta baht untuk membangun pabriknya. Untuk meyakinkan pejabat bank, dia pun menceritakan kisah hidupnya. Film itu pun disajikan dengan alur mundur.
Tob yang saat itu sangat tergila-gila dengan permainan daring, tiba-tiba bisa mendapatkan uang banyak dari menjual berbagai item senjata dalam permainan itu.
Alih-alih untuk biaya sekolah atau kegiatan produktif lainnya, dia justru menggunakan uangnya untuk membeli sebuah mobil.
Perbuatannya itu tentu saja membuat murka kedua orang tuanya. Apalagi, Tob tergolong bukan anak yang pandai di sekolah, berbeda dengan kedua kakaknya yang sukses dan bekerja di China.
Merasa bisa mencari uang sendiri dan tidak ingin menjadi "pekerja ayahnya", Tob pun mulai berpikir untuk berdagang. Namun, karena kepolosannya dia ditipu beberapa kali.
Usahanya mulai berhasil ketika dia berjualan kacang chesnut panggang dengan merk Tao Kae Noi di sebuah pusat perbelanjaan. Bahkan, dia memiliki puluhan cabang.
Namun, masalah kembali datang ketika manajamen pusat perbelanjaan itu melarang Tob berjualan kacang panggang karena asapnya merusak langit-langit toko.
Di sisi lain, usaha ayahnya bangkrut dan keluarganya terlibat utang. Dia bersikeras tetap tinggal di Thailand, dengan berdalih ingin terus kuliah, ketika orang tuanya pindah ke China.
Hidup berdua dengan pamannya yang setia mendukung setiap usahanya di Thailand, Tob akhirnya mendapat inspirasi untuk berjualan rumput laut kering. Namun, berjualan rumput laut renyah pun tak semulus harapannya. Banyak masalah dia alami, mulai dari rumput laut yang basi, berkali-kali mencari cara menggoreng yang tepat, hingga pemasaran yang sesuai.
"Saat bisnis ada masalah, tentu saja saya pun merasa tidak enak. Selalu terpikir, apa ada yang salah dengan yang saya lakukan. Tapi pikiran positif seolah selalu berbisik ke telinga saya," katanya.
Untuk anak-anak muda yang ingin memulai berbisnis, Tob memberikan tips, yang penting adalah jangan pernah mengaku kalah dan menyerah. Dalam berbisnis pasti akan selalu ada halangan dan masalah.
"Saya selalu berpikir, kali ini mungkin kalah dan salah. Tapi selalu ada kesempatan kedua, ketiga dan seterusnya. Yang penting, jangan pernah menyerah dan mengaku kalah," tuturnya. (*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013