Dilansir dari Endgadget pada Rabu, dengan fitur tersebut ChatGPT dapat mengingat informasi penting dari pengguna seperti hal-hal yang sebelumnya ditanyakan dan menerapkan ingatan itu pada percakapan berikutnya.
Pengguna dapat meminta ChatGPT untuk mengingat hal-hal spesifik. Contohnya pengguna dapat meminta ChatGPT untuk mengingat bahwa anaknya alergi terhadap kacang atau mengingat bagaimana preferensi pengguna dalam menandai surat elektronik.
Hal-hal tersebut akan diingat oleh ChatGPT dan diterapkan pada percakapan atau tugas yang diberikan pengguna di kemudian hari.
Baca juga: OpenAI luncurkan GPT Store, pasar aplikasi AI yang dipersonalisasi
Baca juga: Microsoft, OpenAI kena gugatan hukum dari penulis atas pelatihan AI
Memori digital ini juga berfungsi untuk menyimpan informasi dari percakapan seiring berjalannya waktu sehingga membuat ChatGPT menjadi lebih pintar dan dapat memenuhi kebutuhan spesifik penggunanya.
Untuk aspek perlindungan data pribadi, OpenAI menyatakan pengguna memiliki kuasa penuh untuk menentukan ingatan mana yang boleh disimpan ChatGPT. ChatGPT itu juga dilatih untuk tidak secara otomatis menyimpan ingatan yang bersifat sensitif seperti riwayat kesehatan.
Pengguna juga dapat meminta ChatGPT untuk melupakan informasi tertentu bila pengguna tidak ingin informasi tersebut disimpan.
Selain itu, terdapat fitur Manage Memory yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan penyesuaian dari ingatan yang disimpan ChatGPT. Pengguna juga dapat menonaktifkan fitur memori digital bila tidak menginginkannya.
Saat ini, memori digital ChatGPT masih berstatus layanan beta dan pada pekan ini tersedia dalam cakupan terbatas yakni untuk sebagian pengguna ChatGPT gratis dan ChatGPT Plus. Ke depannya, OpenAI akan merilis fitur memori digital ini secara lebih luas.
Baca juga: OpenAI dilaporkan sedang kumpulkan pendanaan Rp1,5 kuadriliun
Baca juga: OpenAI tunda peluncuran toko GPT kustom hingga awal 2024
Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024