Tokyo (ANTARA News) - Kurs dolar secara luas lebih rendah terhadap mata uang negara berkembang di perdagangan Asia pada Kamis, setelah keputusan mengejutkan Federal Reserve AS untuk mempertahankan program stimulus agresifnya tetap utuh.

Dari rupee India hingga peso Filipina, berita Fed mendorong imbal hasil lebih tinggi mata uang berisiko di pasar negara berkembang. Reli terjadi setelah mereka mengalami aksi jual pada Agustus karena investor asing melarikan diri ke Amerika Serikat mengharapkan tingkat suku bunga di sana meningkat.

Rupee telah jatuh ke rekor terendah sepanjang waktu karena meningkatnya kekhawatiran bahwa penarikan stimulus Fed akan mengirim gelombang arus modal keluar dari wilayah tersebut.

"Aset-aset berisiko kembali menguat setelah the Fed secara mengejutkan mempertahankan ukuran pembelian asetnya tidak berubah," kata Credit Agricole.

"Mata uang Asia akan menguat, didukung dolar yang lemah, serta berkurangnya kekhawatiran atas arus keluar modal."

Pada perdagangan lainnya, dolar merangkak naik terhadap yen setelah melemah terhadap unit Jepang dalam transaksi pagi.

Greenback diambil 98,32 yen, naik dari 98,13 yen di New York pada Rabu. Unit AS berada pada 99,19 di Tokyo sebelum pengumuman Fed.

Euro dibeli 1,3532 dolar terhadap 1,3511 dolar di perdagangan AS, melayang di sekitar tingkat tertingginya terhadap dolar sejak Februari dan naik jauh dari 1,3353 dolar pada Rabu.

Mata uang Eropa menguat menjadi 133,06 yen dari 132,55 yen.

Investor memperkirakan bank sentral AS akan mulai memotong program pembelian obligasi 85 miliar dolar AS per bulan setelah data luas secara luas menguat di ekonomi nomor satu dunia itu.

Namun, bank malah menurunkan proyeksi pertumbuhan untuk 2013 dan 2014, sedangkan ketuanya Ben Bernanke memperingatkan kemungkinan "konsekuensi yang sangat serius" dari pertarungan politik yang terjadi di Washington atas anggaran baru dan pagu utang AS.

Bernanke mengatakan Fed masih bisa mengurangi program pelonggaran kuantitatifnya tahun ini jika prospek membaik.

Keputusan akan mengangkat beberapa alis di pasar, National Australia Bank mengatakan dalam sebuah catatannya pada Kamis.

"Untuk Fed, sulit menghindari kesimpulan bahwa ia telah benar-benar mengacaukan kebijakan komunikasinya. Kita sekarang kembali memantau data yang masuk," katanya.

"Dan yang terpenting hanya ada satu rilis (data pekerjaan) sebelum pertemuan (kebijakan) berikutnya pada 29-30 Oktober."

Dalam perdagangan lainnya, dolar jatuh menjadi 61,67 rupee India dari 63,17 rupee pada Rabu, sementara itu merosot menjadi 11.092 rupiah Indonesia dari 11.290 rupiah, meski greenback masih duduk di sekitar tertinggi empat tahun.

Dolar melemah menjadi 1.070 won Korea Selatan dari 1.082 won, menjadi 31,01 baht Thailand dari 31,26 baht, menjadi 1,2445 dolar Singapura dari 1,2600 dolar Singapura, menjadi 43,10 peso Filipina dari 43,55 peso dan menjadi 29,45 dolar Taiwan dari 29,65 dolar Taiwan.

Dolar Australia menguat menjadi 94,91 sen AS dari 93,52 sen, sedangkan yuan China jatuh menjadi 16,05 yen dari 16,21 yen, demikian AFP.

(A026/S004)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013