Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi, melemah 10 poin menjadi Rp9.080/9.085 per dolar AS, dibandingkan denganb penutupan hari sebelumnya Rp9.070/9.085, karena pelaku pasar berspekulasi melepas mata uang lokal itu. "Spekulasi investor lokal melepas rupiah untuk mencari untung, setelah dua hari sebelumnya menguat hingga mendekati level Rp9.000 per dolar AS," kata analis Valas PT PaninBank Tbk, Jasman Ginting, di Jakarta, Selasa. Menurut dia, rupiah sulit sekali menembus level Rp9.000 per dolar AS, meski indikator ekonomi makro Indonesia cukup bagus, bahkan kondisi ini akan mendorong Bank Indonesia (BI) untuk segera menurunkan bunga BI Rate. Inflasi yang masih membaik dan nilai ekspor yang terus meningkat merupakan faktor yang mendorong BI akan segera menurunkan bunga BI Rate yang akan diputuskan dalam pertemuan Dewan Gubernur hari ini, katanya. Apalagi, lanjutnya, Bank Sentral AS (The Fed) kemungkinan besar akan menghentikan pengetatan kreditnya untuk memicu ekonomi AS yang berjalan lambat. "Kami optimis rupiah akan kembali menguat, melihat berbagai faktor internal cukup baik yang didukung faktor eksternal tersebut," ucapnya. Rupiah, menurut dia, saat ini masih tak menentu, apabila menguat mendekati level Rp9.000 pe dolar AS, maka keesokan harinya terkoreksi, hal ini disebabkan faktor fundamental ekonomi masih belum dapat mendukung pergerakan mata uang lokal itu. Meski demikian sejumlah analis optimis rupiah akan bisa mencapai di bawah Rp9.000 per dolar AS, seiring dengan makin membaik ekonomi nasional, dan aktifnya perbankan mengucurkan kreditnya kepada masyarakat, tuturnya. Ia mengatakan, rupiah seharusnya bisa menguat lagi yang didukung oleh membaiknya pasar saham Asia, namun pelaku lokal cenderung mengindahkan sentimen positip tersebut, mereka bahkan berspekulasi melepas rupiah. Kondisi ini mengakibatkan dolar AS terhadap yen berubah menjadi 115,10, euro merosot jadi 1,2825 dari sebelumnya 1,2840 euro terhadap yen jadi 147,55 dari 148,04. Rupiah pada penutupan nanti sore berpeluang untuk menguat, melihat tekanan pasar makin berkurang, dan harapan BI untuk menurunkan bunga BI Rate yang besar akan mendorong ekonomi nasional makin membaik, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006