Yogyakarta (ANTARA News) - Puteri Indonesia 2004, Artika Sari Dewi, mengaku puas dengan penampilannya pada film perdana arahan sutradara Garin Nugroho berjudul "Opera Jawa". "Saya puas karena pembuatan film ini melalui sebuah proses matang selama 1,5 tahun," kata pemeran Siti tersebut, seusai pemutaran perdana "Opera Jawa" di Yogyakarta, Senin malam. Ia mengaku sangat menikmati proses produksinya, mulai dari latihan hingga syuting tiap adegannya. Suatu kebanggaan, kata dia, berkarya bersama maestro-maestro dari berbagai bidang seni. "Apalagi setelah melihat hasilnya, ternyata wah!," kata dia. Tetapi bila ia diberi kesempatan lebih banyak waktu untuk mempersiapkan segala sesuatunya, ia yakin akan memperoleh hasil yang lebih baik lagi. Di film itu ia memerankan seorang tokoh yang mewakili pribadi seorang perempuan jawa yang "nrimo" dan mempunyai cita-cita hidup sederhana yakin memiliki kehidupan sebagai ibu rumah tangga yang bahagia. Ketika disinggung mengenai kemiripan tokoh yang diperankannya dengan pribadi asli Artika, ia mengatakan tidak banyak persamaan antara keduanya. Ia mengaku bukan seperti perempuan Jawa yang selalu nrimo. "Kalau ikhlas memang iya, tetapi kalau nrimo tidak," katanya. Perbedaan itu diimplikasikannya pada setiap adegan yang membutuhkan tantangan. Salah satunya ketika ia harus beradegan mesra dengan lawan mainnya, Martinus Miroto. "Saat itu saya benar-benar menjadi Siti, bukan Artika Sari Dewi lagi karena kami tidak mau melakukannya dengan setengah-setengah, kalau mau setengah-setengah lebih baik tidak usah melakukan sekalian," katanya. Ia mengaku cukup berat untuk melakukan adegan itu tetapi berusaha total untuk masuk ke dalam karakter yang dilakoninya. Kemantapannya juga terbantu oleh Miroto yang sudah sering melakukan adegan serupa di film-filmnya terdahulu. Sementara itu, bekerja dengan seorang Garin yang dikenal sering menelurkan karya luar biasa, menurut dia, membutuhkan mental yang kuat karena sutradara itu sangat imajinatif dan impulsif. "Tiba-tiba Mas Garin minta pindah set, lampu dan semua yang sudah ditata diubah lagi," katanya. Improvisasi di lapangan sering sekali dilakukan. Perjuangannya pada film yang memakan waktu syuting hanya 14 hari itu juga dimulai sejak dari latihan. Demi mempersiapkan film musikal gamelan itu, setiap hari Artika harus mendengarkan tembang-tembang jawa melalui i-pod yang dibawanya kemanapun ia pergi. Untuk perjuangan gadis cantik asal Bangka Belitung itu, Garin Nugroho memberikan pujian. "Ia seorang Putri indonesia yang masuk 15 besar Miss Universe dan masih banyak prestasi lain lagi tetapi ia bersedia mengikuti casting profesional bersama puluhan kandidat lain," katanya. Ia memberikan penghargaan terhadap kerja keras artika selama berbulan-bulan menyiapkan diri hingga dapat bermain dengan sangat bagus. (*)
Copyright © ANTARA 2006