Beirut (ANTARA News) - Perdana Menteri Libanon Fuad Siniora Senin memperbarui permintaan gencatan senjata segera dengan Israel dan minta agar tentara Israel dari Libanon selatan ditarik mundur.
Tercekik dengan emosi ketika ia melukiskan penderitaan rakyatnya karena konflik yang sudah berlangsung selama 27 hari, Siniora mengatakan pada para menteri luar negari Arab pada satu pertemuan darurat di Beirut bahwa ia tetap mengikatkan diri pada rencana damai tujuh-butir yang didukung oleh kabinetnya.
"Kami membutuhkan gencatan senjata cepat-cepat dan menentukan," ia mengatakan pada pertemuan itu seperti dikutip Reuters.
"Adalah penting bahwa musuh Israel menghetikan tindakan agresifnya dan mundur dengan segera...menyerahkan (wilayah) pada pasukan internasional, tukar-menukar tawanan, dan mengungkapkan peta ranjau darat," sambungnya.
Para menlu itu terbang ke Beirut dalam penerbangan khusus dari Jordania, Suriah dan Mesir ketika pertempuran berkobar antara Israel dan Hizbullah.
Siniora berjuang untuk menahan air matanya ketika ia minta negara-negara Arab untuk membantu mengakhiri perang yang ia katakan telah menewaskan sekitar 1.000 orang dan menelantarkan lebih dari satu juta orang.
"Dengan kepercayaan saya berbicara pada anda dengan berdasarkan pada penderitaan ibu-ibu janda, anak-anak yang tewas dan tangisan orang yang terlantar, semua pelajaran dari kemunduran ini yang membuat negara kami dan negara anda Libanon beberapa dasawarsa ke masa lalu," kata Siniora dalam suara tercekik dan dengan mata penuh air mata.
Para menlu itu memberi Siniora penghormatan dengan berdiri pada Siniora setelah ia menyampaikan pidatonya.
Kelompok Islam Syiah Libanon mengatakan akan berperang hingga Israel menghentikan pemboman di Libanon dan menarik mundur pasukannya. Israel mendesak maju dengan serangannya sementara kekuatan dunia berjuang untuk menyetujui resolusi PBB untuk mengakhiri pertempuran.
Penentangan dari Libanon menyebabkan AS dan Perancis menangguhkan pemungutan suara mengenai resolusi PBB itu. Mereka mungkin akan mengajukan rancangan yang telah direvisi setelah konsultasi Dewan Keamanan malam hari ini.
Pemerintah Libanon minta agar rancangan resolusi AS-Perancis itu mencakup permintaan pada penarikan segera sebanyak 10.000 tentara Israel dari wilayahnya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006