Tidak ada korban jiwa atas insiden itu
Surabaya (ANTARA News) - Dua kali kebakaran melanda pemondokan calon haji Indonesia di Madinah, kata Direktur Pembinaan Haji dan Umroh Kemenag RI, Ahmad Kartono, saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Rabu.
"Saya tidak hafal kapan kejadiannya, tapi insiden itu terjadi dalam rentang waktu pemberangkatan pertama sampai hari ini (18/9)," katanya di sela-sela sidak saat calon haji asal Gresik hendak berangkat ke Bandara Juanda Surabaya.
Menurut dia, kebakaran itu terjadi akibat kelalaian calon haji sendiri, karena mereka lupa mematikan listrik dan kompor listrik ketika meninggalkan pemondokan, sehingga menyebabkan kebakaran itu terjadi.
"Tidak ada korban jiwa atas insiden itu. Mungkin mereka lupa mematikan listrik ketika hendak meninggalkan pemondokan untuk pergi shalat berjamaah," ujar mantan Kepala Daerah Kerja (Daker) Haji Indonesia di Madinah itu.
Selain itu, ada calon haji asal Indonesia yang menjadi korban penipuan. "Tas bawaannya dirampas, karena itu para calon haji Indonesia hendaknya meningkatkan kewaspadaaan selama menunaikan ibadah haji," katanya.
Ia menambahkan pihaknya juga mendapatkan laporan dari petugas haji di Tanah Suci bahwa saat ini ada dua calon haji asal Indonesia yang meninggal dunia di Tanah Suci. Mereka berasal dari Solo, Jawa Tengah (Jateng), dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Loper koran
Sementara itu, seorang calon haji asal Dusun Juwet, Kelurahan Glagahan, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, Mohammad Anwar, membuktikan bahwa loper koran seperti dirinya juga bisa menunaikan ibadah haji yang terbilang mahal itu.
"Sehari-harinya, saya adalah loper koran sejak tahun 1992 dengan pelanggan kurang lebih 60 pelanggan, tapi setiap bulan, saya menyisihkan penghasilan sekitar Rp300 ribu hingga Rp500 ribu untuk ditabung," kata bapak tiga anak dan empat cucu itu.
Sekitar lima tahun yang lalu, Anwar mempunyai sepeda motor Supra Fit yang dijual atas saran seorang kiai panutannya yakni KH Haris Munawir yang merupakan seorang pengurus MWC NU Perak, Jombang.
"Nek awakmu pengin lungo kaji, dolen sepedamu (kalau kamu ingin berangkat haji, jual saja sepeda motormu)," katanya menirukan ucapan sang kiai saat memberikan motivasi dalam Bahasa Jawa berdialek Jombang itu.
Dengan perdebatan yang cukup panjang, Anwar akhirnya merelakan motornya dijual untuk segera mendaftarkan diri ke bank dan mendapatkan porsi berangkat haji pada tahun 2013.
Bersama ketiga anaknya yang semuanya menjadi guru di Jombang, ia menabung pada setiap bulan untuk bisa melunasi biaya hajinya itu.
"Alhamdulillah, saya akhirnya bisa melunasinya, malah ada kelebihannya sekitar satu jutaan yang bisa dibuat sebagai uang saku, selain ada tambahan living cost dari pemerintah," kata calon haji yang berangkat dengan Kloter 12 itu.
Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013