Washington (ANTARA) - Ukraina berpotensi tidak akan menang dalam konflik melawan Rusia jika Amerika Serikat berhenti memberikan bantuan keamanan ke Kiev, kata Kepala Angkatan Udara AS Frank Kendall dalam simposium Asosiasi Angkatan Udara dan Luar Angkasa (AFA).

"Jika kita membiarkan Rusia menang (di Ukraina), dan ada risiko nyata jika dukungan finansial kita tidak berlanjut, China hampir pasti akan menyimpulkan bahwa AS tidak memiliki kemauan untuk mempertahankan norma internasional dalam melawan agresi yang berlangsung secara terang-terangan," kata Kendall pada Senin (12/2).

Dalam pandangan Kendall, risiko konflik di masa depan baik di Eropa maupun Indo-Pasifik hanya akan meningkat jika Washington meninggalkan Ukraina sekarang.

Sebelumnya, Senator AS J.D. Vance mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Tucker Carlson bahwa semua orang di Kongres tahu bahwa melanjutkan pertempuran di Ukraina akan menyebabkan kehancuran negara tersebut.

Senat AS mempertimbangkan langkah-langkah lebih lanjut untuk mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) pendanaan tambahan sebesar 95 miliar dolar AS (sekitar Rp1,48 kuadriliun).

RUU tersebut mencakup antara lain sekitar 60 miliar dolar AS (sekitar Rp937,75 triliun) untuk Ukraina dan 14 miliar dolar AS (sekitar Rp218,8 triliun) untuk Israel.

Sumber: Sputnik
Baca juga: Trump salahkan Biden atas perang di Ukraina, serangan Hamas di Israel
Baca juga: AS umumkan paket bantuan militer tambahan 200 juta dolar untuk Ukraina
Baca juga: Biden peringatkan Partai Republik agar terus bantu militer Ukraina

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024