Baghdad (ANTARA News) - Serangkaian pemboman mobil melanda Baghdad dan sebagian besar kawasan yang dihuni kaum Syiah di dekatnya, menewaskan 34 orang di Irak pada Selasa, kata para perwira keamanan dan medis.

Serangan-serangan itu merupakan yang terjadi paling akhir dalam gelombang kekerasan yang membunuh lebih 4.200 orang tahun ini, angka tertinggi sejak tahun 2008 ketika perang brutal antarkelompok terjadi di Irak.

Sedikitnya tujuh bom mobil meledak di Baghdad sejak sekitar pukul 17.00 waktu setempat (pukul 21.00 WIB) ketika warga Irak sedang berbelanja atau berkunjung ke kafe. Dalam ledakan-ledakan itu sebanyak 26 orang meninggal, kata para perwira dan pejabat medis.

Sedikitnya enam orang meninggal dalam ledakan-ledakan bom di Zafraniyah, di bagian timur Baghdad.

Pada Selasa pagi, seorang pejabat provinsi ditembak mati di bagian timur laut ibu kota Irak itu.

Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut tetapi militan yang berfaham Sunni dan dekat dengan Al Qaida sering melakukan pemboman terkoordinasi dalama usaha menyasar mayoritas Syiah di negara itu.

"Fenomena pemboman dengan mobil yang masih berlangsung hingga kini meningkat dari segi volume," kata Jessica Lewis, seorang analis di Institut Studi Perang yang berkedudukan di Washington, kepada kantor berita Prancis AFP.

"Angka jumlah korban tampak bertambah," kata dia.

Menurut dia, serangan-serangan dengan menyasar warga sipil membantu kelompok militan memperoleh publikasi.

Kekerasan di bagian utara Irak menewaskan tujuh orang lain, semuanya anggota pasukan keamanan.

Dekat Mosul, kota utama di bagian utara, sejumlah pria bersenjata menyergap satu kendaraan yang membawa personel polisi tak bersenjata dan menghajar kendaraan itu dengan senjata mesin, kata para perwira.

Enam personel polisi tewas dalam serangan itu dan dua lainnya menderita cedera serius.

Serangan terpisah di sebelah barat Mosul, kota yang dihuni sebagian besar oleh warga Sunni, membunuh seorang tentara.

Di Fallujah, bekas benteng pemberontak di sebelah barat Baghdad, para militan yang mengenakan ikat pinggang dengan bahan peledak menyerang satu kantor polisi dan terlibat baku tembak dengan pasukan keamanan.

Tiga di antara pembom tewas ketika bahan peledak mereka meledak sedangkan seorang militan keempat ditembak oleh polisi, kata para pejabat, dan menambahkan 12 orang polisi luka-luka, termasuk dua perwira.

Menurut catatan AFP, jumlah korban dalam kekerasan paling akhir selama September bertambah menjadi lebih 400 orang.
(M016)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013