Praha (ANTARA News) - Pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi berisiko membuat marah China setelah dipastikan melakukan pertemuan pribadi dengan Dalai Lama di sela pertemuan hak asasi manusia di Praha, kata juru bicara muktamar itu pada Senin.

"Mereka bertemu pada hari Minggu saat kuliah umum Dalai Lama," kata Filip Sebek, juru bicara Forum 2000, yayasan yang menyelenggarakan konferensi itu.

Seperti dilansir kantor berita AFP, ia mengatakan bahwa dua penerima penghargaan Nobel Perdamaian itu bertemu secara pribadi.

Suu Kyi dan Dalai Lama, yang telah bertemu di London tahun lalu, berada di Praha untuk menjadi pembicara dalam forum tiga hari yang bermula pada Minggu.

Acara itu digelar untuk menghormati mendiang Vaclav Havel, seorang pahlawan Revolusi Velvet tahun 1989 yang menggulingkan pemerintahan komunis totaliter di bekas Cekoslowakia.

Suu Kyi, yang tidak pernah bertemu secara pribadi dengan Havel, mengingat mantan seniman pembangkang yang kemudian menjadi presiden itu sebagai orang yang memberinya harapan saat ia ditahan.

"Ketika saya masih dalam tahanan rumah selama bertahun-tahun di Burma, saya tahu bahwa di suatu tempat di dunia ada seorang pria yang berbicara untuk saya dan karenanya kebebasan saya tetap utuh meskipun ada penahanan fisik," katanya pada Minggu.

Sementara Dalai Lama, salah satu orang terakhir yang berbicara dengan Havel sebelum kematiannya pada tahun 2011, pada Senin mengatakan bahwa selama kunjungannya ke Praha ia telah "berkesempatan mengunjungi kantornya yang kecil, yang cukup berantakan."

"Saya meletakkan kepala saya di kursinya dan (itu ) mencerminkan semangatnya. Mungkin dari kursinya saya dapat membawa beberapa restunya di sini," kata pemimpin buddha berusia 78 tahun itu.

(G003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013