Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Jerman memberikan bantuan teknis dan finansial senilai 458 juta euro atau sekitar Rp7 triliun untuk mendukung program pemerintah Indonesia tentang energi terbarukan dan infrastruktur karbon rendah.

Perjanjian bantuan teknis dan finansial tersebut disepakati oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan dan Duta Besar Republik Federasi Jerman untuk Indonesia, Georg Witschel di Jakarta, Selasa.

Dari nilai bantuan sebesar 458 juta euro tersebut, sebesar 400 juta euro akan dimanfaatkan sebagai bantuan finansial untuk pengembangan program energi panas bumi (geothermal) dan manajemen sanitasi, serta 58 juta euro untuk bantuan teknis pendidikan, tata kelola dan menjaga kelestarian hutan.

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, Robert Pakpahan menjelaskan penerimaan bantuan ini terbagi atas pinjaman dan hibah, dan perjanjian program ini dilakukan untuk mewujudkan kerja sama antar kedua negara yang telah terjalin sejak lama.

"Ini merupakan perjanjian untuk proyek-proyek selanjutnya. Untuk hibah nanti kita lihat per item-nya, karena ada pelatihan dan pendidikan. Yang terbesar untuk pengurangan emisi dan proyek geothermal. Jadi ini masih berupa `payung`," ujarnya.

Dari pinjaman senilai 400 juta euro tersebut, sebanyak 295 juta euro akan dimanfaatkan untuk proyek energi panas bumi yang telah berjalan sejak 2010 dan mengidentifikasi proyek potensial seperti di Seulawah Agam, Aceh dan tempat-tempat lainnya.

Kemudian, pinjaman sebesar 75 juta euro akan dimanfaatkan untuk pembenahan sistem manajemen sanitasi di lima kota Indonesia sebagai upaya menurunkan risiko atas emisi kotoran dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Dari hibah sebesar 58 juta euro, pemerintah Jerman berkomitmen untuk memberikan bantuan sebesar 36,5 juta euro untuk mitigasi perubahan iklim, menjaga kelestarian hutan serta mencegah degradasi kawasan hutan.

Hibah sebesar 6,25 juta euro diberikan untuk pengembangan ekonomi kawasan, yaitu berupa bantuan teknis untuk pendidikan dan pelatihan sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup sumber daya manusia.

Kemudian, hibah sebesar 5,5 juta euro diberikan untuk mendukung tata kelola pemerintahan di Indonesia serta mewujudkan program reformasi birokrasi, desentralisasi, penguatan hak kaum wanita, mencegah dan memerangi tindakan korupsi bersama KPK.

Duta Besar Jerman Georg Witschel menambahkan kerja sama yang dilakukan antar kedua negara tidak hanya berjalan satu arah dan program pinjaman hibah ini dilakukan setelah melalui pendalaman oleh para ahli terkait bantuan yang dibutuhkan Indonesia.

"Kami fokus memberikan bantuan dalam proyek geothermal untuk penyediaan energi bersih, serta `solid waste management` dan seperti diketahui pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk menangani perubahan iklim dan menjaga lingkungan hidup," ujarnya.

Pemerintah Indonesia dan Jerman akan kembali bertemu untuk membicarakan kelanjutan implementasi program bantuan dan proyek teknis yang belum dibahas dalam komitmen perjanjian hari ini, pada 13 November 2013 di Jakarta.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013