Pilihlah sesuai dengan hati nurani, jangan karena paksaan atau iming-iming.
Purwokerto (ANTARA) - Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Ahmad Sabiq mengatakan bahwa pemilu yang jujur, adil, dan bermartabat merupakan pijakan krusial dalam menjaga kontinuitas demokrasi.
"Pada era di mana politik banyak dijalankan dengan menghalalkan segala macam cara untuk mencapai tujuan, setiap pihak memiliki tanggung jawab dalam menjamin integritas proses demokrasi dari praktik-praktik yang merusak," kata Sabiq di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin.
Menurut dia, partisipasi aktif warga negara dalam pemilu akan memastikan berlangsungnya proses demokrasi yang sehat.
Terkait dengan hal itu, dia mengajak seluruh masyarakat yang telah terdaftar sebagai pemilih untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024.
Kendati demikian, dia mengakui pengetahuan yang memadai tentang calon-calon dan penggunaan hak pilih dengan sikap adil adalah kunci untuk memilih calon terbaik.
"Pilihlah sesuai dengan hati nurani, jangan karena paksaan atau iming-iming," kata pengampu mata kuliah Teori Partai Politik dan Sistem Pemilu itu.
Menyinggung mengenai adanya upaya-upaya mendelegitimasi Pemilu 2024, dia mengatakan bahwa setiap upaya yang merusak integritas proses pemilu hanya akan merugikan seluruh masyarakat dan mengancam fondasi demokrasi yang telah dibangun selama ini.
Sabiq lantas menyinggung peredaran film dokumenter Dirty Vote di dunia maya menjelang Pemilu 2024.
Menurut dia, film dokumenter tersebut menjadi cerminan dari kebusukan dalam dunia politik yang harus dihadapi dengan keberanian dan transparansi.
"Film ini tidak hanya mengungkap kebobrokan dan kecurangan dalam proses pemilu, tetapi juga memicu refleksi mendalam tentang etika politik serta pentingnya jujur dan adil sebagai landasan utama pemilu yang bermartabat," kata Sabiq.
Baca juga: TKN curiga film "Dirty Vote" ingin turunkan muruah Pemilu 2024
Baca juga: Bawaslu soal film Dirty Vote: Silakan kritik, kami bekerja sesuai UU
Berdasarkan data KPU RI, daftar pemilih tetap (DPT) tingkat nasional pada Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih.
Sebelumnya, KPU RI mengumumkan peserta Pemilu 2024 sebanyak 18 partai politik nasional, yakni (sesuai dengan nomor urut) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Gerindra, PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai NasDem, Partai Buruh, dan Partai Gelora Indonesia.
Berikutnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Hanura, Partai Garuda, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Perindo, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Ummat.
Selain itu, pemilu anggota legislatif (pileg) juga diikuti enam partai politik lokal, yakni Partai Nanggroe Aceh, Partai Generasi Atjeh Beusaboh Tha'at dan Taqwa, Partai Darul Aceh, Partai Aceh, Partai Adil Sejahtera Aceh, dan Partai Soliditas Independen Rakyat Aceh.
KPU RI juga telah menetapkan peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
Setelah masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, masa tenang pada tanggal 11—13 Februari. Selang sehari, 14 Februari 2024, pemungutan suara pileg, termasuk Pemilu Anggota DPD RI, bersamaan dengan Pilpres 2024.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024